Manchester - Legenda Manchester United (MU), Ryan Giggs, mengungkap masa-masa latihan Setan Merah ketika masih dinakhodai Sir Alex Ferguson. Giggs merupakan salah satu klub yang memiliki one man one club.
Ryab Giggs mendapat kontrak sebagai pemain profesional untuk kali pertama tepat pada hari ulang tahunnya ke-17, 29 November 1990. Ia gantung sepatu pada akhir musim 2013-2014.
Advertisement
Sepanjang karier profesionalnya itu, Giggs hanya dilatih Alex Ferguson, yang menduduki kursi manajer MU sejak 1986 hingga akhir musim 2012-2013.
Lama bersama manajer bergelar Sir itu, Giggs punya banyak cerita perihal Ferguson. Satu di antaranya, yang ia bongkar dalam wawancara dengan beIN Sports adalah, kebiasaan Sir Alex Ferguson yang hampir tak pernah mendampingi sesi latihan Manchester United secara langsung di lapangan.
Alih-alih, Sir Alex Ferguson mendelegasikan tugas tersebut kepada jajaran tim pelatih kepercayaannya.
Sir Alex Ferguson sangat percaya diri, sangat yakin dengan staf pelatihnya sehingga, sementara Giggs dan rekan satu tim berlatih, Giggs tak pernah melihat Fergie memimpin sesi latihan selama 23 tahun keduanya bekerja sama.
"Dia yang mengatur iramanya, dia akan memberikan instruksi kepada tim pelatih apa yang perlu kami kerjakan minggu ini, tapi tak sekali pun dia ikut dalam sesi latihan. Itu semua tergantung pada para pelatih," ujar Giggs.
"Dia lebih banyak mengadakan pertemuan, namun sebenarnya Steve McClaren, Bryan Kidd, Rene Meulensteen, Cralos Queiroz, Mike Phelan, mereka yang akan menerapkan taktik saat sesi latihan."
"Mereka yang akan mengatur sesi latihan untuk mengimplementasikan apa yang ingin kami lakukan pada hari Sabtu dan manajer hanya akan mengawasinya," lanjutnya.
"Dia menjalankan klub. Jadi ketimbang memimpin latihan selama satu jam, dia hanya akan ada di sana setiap saat, tapi pelatih yang mengimplementasikan," imbuh Giggs, yang meraih 13 gelar juara Premier League dan dua titel liga Champions bersama MU ini.
Empat Kata Utama Sir Alex Ferguson
Meulensteen, yang menjabat sebagai pelatih utama di Manchester United pada 2007-2013, menegaskan bahwa Ferguson mengatakan kepadanya apa yang ingin dicapai dalam latihan, tetapi terserah kepada pelatih untuk melakukannya.
"Ketika Ferguson memanggil saya, dia mempromosikan saya menjadi pelatih tim utama, dia memiliki flip-chart tentang bagaimana bertahan dan menjaga penguasaan bola," tutur pelatih asal Belanda tersebut.
"Namun, hal utama darinya adalah gaya menyerangnya dan dia punya empat kata yang digunakan untuk menggambarkan tentang itu: kecepatan, kekuatan, penetrasi, dan tak bisa ditebak. Saya harus menanamkan empat hal itu ke tim sepanjang waktu. Tak bisa ditebak, adalah kuncinya," kata Meulensteen.
Sumber: Metro
(Disadur dari bola.com, penulis: Aning Jati/Editor: Aning Jati)
Advertisement