Liputan6.com, Palembang - Penyakit Pneumonia seringkali diidentikkan sebagai gejala virus Corona Covid-19, yang kebanyakan diidap oleh Pasein Dalam Pengawasan (PDP). Warga Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) pun, banyak yang terjangkit Pneumonia dan berstatus PDP.
Sebelum wabah Corona Covid-19 masuk ke Sumsel pada bulan Maret 2020, gejala Pneumonia pernah dirasakan oleh warga Palembang pada bulan Februari 2020.
Baca Juga
Advertisement
Meli Puspita (27), warga Kecamatan Sukarame Palembang mengungkapkan, awalnya dia mengunjungi neneknya yang menderita Pneumonia dan dirawat selama dua hari di salah satu rumah sakit swasta di Kota Palembang Sumsel.
Neneknya tersebut akhirnya meninggal dunia pada tanggal 14 Februari 2020. Sesudah itu, hampir seluruh pasien di satu ruangan dengan neneknya itu tertular Pneumonia, termasuk ibu mertuanya.
“Saya sempat kontak dengan ibu mertua, tapi beberapa hari kemudian saya juga merasakan gejala Pneumonia. Seperti mual, sakit di seluruh tubuh, sedikit pusing, sakit tenggorokan, suara hilang, flu, batuk, pilek, hingga keluar dahak berwarna kuning pekat,” ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (11/5/2020).
Sudah beragam obat medis hingga ramuan tradisional yang dikonsumsinya, tak membuat penyakit yang dialami Meli sembuh. Ibu dua orang anak ini pun, juga berkonsultasi dengan tenaga medis di rumah sakit Palembang.
Kondisi yang dialaminya tersebut, ternyata juga merupakan gejala Pneumonia yang cukup berat. Kedua anaknya juga, turut tertular beragam gejala Pneumonia tersebut.
Karena penyakitnya tak kunjung sembuh, Meli sekeluarga akhirnya pulang kampung ke Desa Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumsel sekitar pertengahan bulan Maret 2020.
“Saya juga tak pernah lepas dari masker, untuk menghindari penyebaran sakit saya. Saat itu, saya benar-benar merasa kesakitan. Bahkan saat batuk dan mengeluarkan dahak, sakitnya sampai ke bagian dada,” katanya.
Awalnya dia ingin berobat ke rumah sakit. Namun melihat kedua anaknya masih kecil, terutama anak keduanya yang masih membutuhkan ASI eksklusif. Akhirnya warga Palembang ini mengurungkan niatnya.
Saat kondisinya mulai parah, ibu Meli akhirnya memberikan resep kampung yaitu minyak angin Kapak, yang dikemas di dalam botol kaca kecil.
“Ibu saya menyuruh minum itu, diteteskan ke air putih sebanyak 3 tetes. Setelah saya minum, keesokan harinya tenggorokan terasa lega. Saya kembali teteskan langsung ke lidah. Walau rasanya sedikit tidak enak, tapi satu jam kemudian penyakit saya langsung hilang,” ucapnya.
Warga Palembang ini pun melakukan hal yang sama ke kedua anaknya, namun hanya dioleskan ke lidah dari tangannya. Tak lama kemudian, gejala Pneumonia tersebut berangsur hilang hingga saat ini.
Racikan Rempah-rempah
Sedangkan ibu mertuanya juga turut sembuh dari gejala Pneumonia. Karena mengkonsumsi beragam racikan rempah-rempah dapur, seperti kunyit, jahe, asam, cengkeh dan lainnya.
“Karena saya terkena gejala Pneumonia di bulan Februari 2020, jadi tidak terpikir akan terpapar Covid-19. Karena saat itu, wabah Covid-19 belum masuk ke Palembang,” ujarnya.
Obat minyak angin tersebut ternyata juga digunakan oleh Berli Zulkarnedi (39). Warga Kecamatan Alang-Alang Lebar (AAL) Palembang ini juga, mengalami gejala Pneumonia selama beberapa minggu.
Dia pun sudah mengkonsumsi beragam jenis obat-obatan. Namun gejala Pneumonia tak kunjung sembuh, dan cukup mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
“Obat ini saya gunakan sebanyak 4 tetes yang dilarutkan ke air putih. Keesokan harinya, gejala Pneumonia berangsur berkurang. Dan dua hari kemudian langsung sembuh,” katanya.
Cara unik yang juga disarankan oleh Meli tersebut, membuat Berli tidak takut lagi beraktivitas di luar rumah. Karena ketika dia batuk-batuk saat ke luar rumah, para warga sekitar seolah ketakutan jika dia terpapar Covid-19.
Advertisement