Mengulik Sejarah Islam di Kamboja, Berkembang Pesat Sebelum Dikikis Khmer Merah

Komunitas Cham memegang peran penting dalam menyebarkan Islam di Kamboja.

oleh Henry diperbarui 12 Mei 2020, 08:02 WIB
Sejumlah wisatawan berjalan di Candi Angkor Wat, Provinsi Siem Reap, Kamboja, Kamis (5/3/2020). Menurut World Travel and Tourism Council, wabah virus corona (COVID-19) membuat sektor pariwisata dunia kehilangan USD 22 miliar. (TANG CHHIN Sothy/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Di Asia Tenggara, beberapa negara seperti Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, beberapa negara di Aisa Tenggara, umat muslim merupakan minoritas. Salah satunya adalah Kamboja.

Negara yang pernah mengalami perang saudara pada 1970-an ini sebagian besar penduduknya beragama Buddha. Lalu, sejak kapan Islam masuk ke Kamboja?

Dalam acara Bincang Ramadhan bertajuk ‘Kaum Minoritas Islam di Asia Tenggara’ secara virtual pada Senin, 11 Mei 2020, hal tersebut dikemukakan oleh Betti Rosita Sari.

Menurut Peneliti P2W-LIPI yang mengangkat tema Mengenal Minoritas Muslim Cham di Kamboja. Islam masuk saat Kamboja masih mempunyai beragam kerajaan.

Yang paling dikenal adalah Kerajaan Champa. Islam masuk sekitar abad ke-10 dan 11. Sebagian besar etnis Cham memeluk Islam pada abad ke-16 dan 17, menjelang jatuhnya Kerajaan Champa.

"Menjelang runtuhnya kerajaan Champa, banyak dari mereka yang berpindah ke daerah lain, atau ke Malaysia, Indonesia dan China. Tapi sampai saat ini komunitas Cham masih ada di Kamboja dan mereka sebagiab besar adalah muslim," terang Betti.

Ia menambahkan, komunitas Cham memegang peran penting dalam menyebarkan Islam di Kamboja. Mereka punya hubungan yang turun naik dengan Raja Kamboja. Mereka berbaur dengan komunitas muslim Melayu yang sudah ada di Kamboja sejak abad ke-13.


Penganiayaan Khmer Merah

Beng Melea, wisata yang tak kalah menarik di Kamboja. (dok. @beautifulcambodia/https://www.instagram.com/p/BfoIu_wAkRE//Adhita Diansyavira)

Sebelum Khmer Merah pada 1975, komunitas Muslim Kamboja sebenarnya terdiri dari kaum Cham dari bekas kerajaan Champa di Vietnam yang runtuh pada 1470. Kaum Cham pada mulanya diislamkan oleh para pedagang dan perajin dari Arab dan India.

Kaum tersebut berimigrasi dalam jumlah besar ke Kamboja pada abad ke-15.Selain kaum etnis Cham, Muslim Melayu dari Indonesia dan kawasan yang sekarang bernama Malaysia juga memasuki Kamboja pada abad yang sama.

Kaum Arab, kaum imigran dari Anak Benua India, dan pribumi yang masuk Islam juga menjadi bagian dari komunitas Muslim di Kamboja saat ini. 

Pada 1975, Islam sudah sangat berkembang, itu bisa diketahui dari tumbuhnya ratusan masjid dengan sekitar 300 guru agama dan 300 khatib. Banyak di antara guru-guru tersebut yang belajar di Malaysia dan beragam universitas Islam di Kairo, India, atau Madinah.

Namun penganiayaan di bawah rezim komunis Khmer Merah yang sangat kejam dan otoriter, mengakibatkan jumlah mereka terkikis. Bagaimanapun, dan pada akhir 1980 mereka mungkin tidak mendapatkan kembali kekuatan mereka sebelumnya.


Pulih Kembali

Masjid di Kamboja. (dok.Instagram @mbejijath/https://www.instagram.com/p/BCfDwVtP8Zr/Henry)

Khmer Merah menggunakan pola yang konsisten untuk membunuh orang-orang Cham.Mereka juga melakukan penyebaran etnis Cham, seperti kerja paksa di ladang atau menangkap mereka karena tuduhan adanya perlawanan atau pemberontakan partai komunis.

Tak hanya pemeluk Islam, semua penganut agama, termasuk Buddha, dianiaya sepanjang kekuasaan Khmer Merah. Waktu itu, sebanyak 132 masjid dihancurkan dan umat Islam tidak diizinkan beribadah.

Mereka juga dipaksa makan daging babi lalu dibunuh jika menolak. Setelah pemerintahan Khmer Merah berakhir, aturan terkait agama dipulihkan.

Sebanyak 185 ribu warga Cham tercatat kembali tinggal di Kamboja pada pertengahan 1980.  Masjid pun masih ada yang berdiri. Perlahan geliat Islam kembali menguat meski tak sekuat dulu, saat belum dikikis oleh Khmer Merah.


Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya