Liputan6.com, Moskow- Pelonggaran pada pembatasan nasional karena Virus Corona COVID-19 telah diumumkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mulai 12 Mei, waktu atau periode untuk "tidak bekerja" akan berakhir di seluruh negeri, tetapi hal itu akan diserahkan kepada gubernur regional untuk memutuskan pabrik industri mana yang dapat dibuka kembali, kata Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya, seperti dikutip dari VOA News, Selasa (12/5/2020).
Advertisement
Penting untuk mempertahankan pekerjaan dan menjaga ekonomi tetap stabil, kata Presiden Valdimir Putin, tetapi ia juga menyoroti pentingnya mencegah gelombang baru kasus Virus Corona COVID-19. Sehingga tindakan pencegahan harus tetap dilakukan dan pembatasan dicabut secara bertahap.
Rusia menerapkan periode non-working atau tidak bekerja secara nasional pada akhir Maret, dalam upaya untuk memperlambat penyebaran virus. Kondisi itu mengharuskan semua bisnis yang tidak penting untuk ditutup.
Untuk menyusun rekomendasi secara perlahan dalam meringankan tindakan pembatasan di Rusia, perintah telah diberikan oleh Presiden Vladimir Putin kepada kabinetnya dan satuan tugas untuk Virus Corona COVID-19.
Presiden Vladimir Putin juga memberikan instruksi kepada mereka untuk menyusun "rencana aksi atau pemulihan dan pertumbuhan ekonomi" pada 1 Juni.
Saksikan Video Berikut Ini:
Situasi di Moskow
Dilaporkan pada 11 Mei, bahwa ada 115 115.909 kasus di Moskow, pusat wabah di Rusia, dan pemberlakuan lockdown telah diperpanjang hingga 31 Mei. Warga Rusia juga diharuskan untuk mengenakan masker dan sarung tangan di tempat umum.
Sementara Mulai Selasa 12 Mei, pabrik industri dan situs konstruksi akan dapat melanjutkan pekerjaan di ibukota. Dalam kondisi lockdown, sektor jasa dikatakan akan terus beroperasi.
Pandemi Virus Corona COVID-19 di Rusia mengalami kelonjakan. Negara tersebut memiliki jumlah kasus infeksi keempat tertinggi pada Senin 11 Mei, dengan 221.344 orang, menurut Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center. Jumlah kematian karena virus itu juga telah mencapai 2.009 jiwa.
Advertisement