Masya Allah, Mike Tyson Kirim Pesan Menyentuh Saat Ramadan

Mike Tyson menjadi mualaf saat berada di penjara pada tahun 1993.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 13 Mei 2020, 02:33 WIB
Petinju kelas berat Mike Tyson menunggu untuk menimbang berat badan di Blackburn Center, Howard Univeristy, Washington DC (09/06/2005). (AFP PHOTO/Jim WATSON)

Liputan6.com, Jakarta Mike Tyson, pria dengan segudang masa lalu yang kelam. Namun saat Ramadan datang, mantan juara dunia tinju kelas berat itu menampilkan sisi lain kehidupannya yang penuh dengan cinta dan kasih.

Siapa yang tidak kenal Tyson di era kejayaannya. Petinju yang dijuluki Si Leher Beton itu menjadi idola jutaan orang di dunia. Kehadirannya di atas ring, membangkitkan kembali gairah para pecinta tinju terhadap pertarungan kelas berat yang sempat meredup sepeninggal sang legenda, Mohammad Ali.

Tyson yang lahir di daerah rawan kejahatan, Brooklyn, sejak kecil sudah terbiasa dengan kekerasan. Namun tinju berhasil menyelamatkannya dari jalur hitam kehidupan keras di wilayahnya.

Kemampuan Tyson sebagai petinju luar biasa, Selain ditopang tubuh yang kokoh dan pukulan yang akurat, pria yang kini sudah berusia 53 tahun tersebut juga dikenal cerdik saat bertarung di atas ring.

Pada usia 20 tahun, Tyson sudah menjadi juara dunia. Dia berhasil menang KO ronde kedua atas Trevor Berbick pada perebutan gelar WBC, 22 November 1986. Tyson yang saat itu baru menginjak usia 20 tahun 150 hari  menjadi juara dunia kelas berat termuda sepanjang sejarah.

Sejak saat itu, kariernya terus meroket. Bayaran yang diterima pun terus melimpah. Bahkan, di era keemasannya, Tyson sempat masuk dalam daftar atlet-atlet terkaya di dunia.  

 


Temukan Hidayah

Petinju kelas berat, siapa lagi kalau bukan Mike Tyson. Ia pun begitu dekat dengan kerasnya kehidupan dan mengantarnya ke ring tinju kejuaraan dunia. Dirinya membulatkan niatnya untuk masuk Islam, dan berganti nama Malik Abdul Aziz. (AFP/Bintang.com)

Namun bagi Tyson, pukulan lawan bukan hal yang menakutkan. Tantangan terberat justru datang dari kehidupannya sehari-hari. Celakanya, berulang kali Tyson kalah saat diuji di tengah kejayaannya. 

Uang yang melimpah membuat Tyson gelap mata. Terjerumus dalam kehidupan yang ugal-ugalan. Mulai dari obat-obatan, seks bebas, hingga perbuatan kriminal yang menyeretnya ke pengadilan. 

Keterpurukan terparah dialaminya pada rentang 1992 hingga 1995. Mike Tyson divonis penjara selama tiga tahun atas kasus pemerkosaan terhadap Miss Black America 1991 Desiree Washington. Nama besarnya hancur. From hero to zero, Tyson yang awalnya dipuja berbalik dihujat berbagai pihak. 

Tiga tahun hidup di hotel prodeo menjauhkan Tyson dari kehidupan serba glamor. Tidak ada lagi pesta semalam suntuk di Las Vegas dan pasokan obat-obatan terlarang juga sudah semakin sulit didapatnya.

Meski demikian, situasi ini justru menjadi jalan terang bagi kehidupan Tyson. Di balik jeruji besi, Tyson menemukan hidayah dan menjadi mualaf. Dia kemudian mengubah namanya menjadi Malik Abdul Aziz.

Menurut media-media Islam Amerika Serikat, Tyson masuk Islam setahun setelah belajar dari ustaz Muhammad Shadiq pada tahun 1993. Tyson mengaku mendapat ketenangan diri setelah mempelajari Islam dan sering membaca Al-Quran.

 


Ujian Keimanan Tyson

Juara dunia kelas berat Mike Tyson saat berkunjung ke Mekah pada tahun 2010 (AFP)

Berganti agama tidak serta-merta mengembalikan kejayaan Tyson. Sebaliknya, setelah keluar penjara, kariernya di ring tinju justru semakin terpuruk. Di penghujung kariernya, Tyson bahkan menorehkan noda yang tidak akan terlupakan saat menjalani rematch melawan Evander Holyfield, 28 Juni 1997.

Dalam duel ini, Tyson didiskualifikasi pada ronde ketiga karena menggigit telinga Holyfield. Sejak saat itu, karier dan citra Tyson semakin terpuruk. Setelah beberapa kali naik ring, Tyson akhirnya memutuskan pensiun usai menyerah dari Kevin McBride pada 11 Juni 2005 lalu.

Keuangan Tyson juga hancur. Pada tahun 2003, Tyson mengaku bangkrut dan mengajukan kepailitan ke pengadilan di Manhattan, Amerika Serikat. 

Dengan tenaga yang masih tersisa, pemilik nama Malik Abdul Aziz itu berusaha bangkit dan bertahan hidup lewat kegiatan yang jauh dari tinju. Tyson aktif di dunia film dan televisi. Belakangan, Tyson juga menggarap podcast berjudul 'Hotboxin’ with Mike Tyson'.

 


Pesan Mike Tyson saat Ramadan

Meski era kejayaannya sudah memudar, kehidupan religius Tyson tidak pernah luntur. Sebaliknya, si Leher Beton semakin dipenuhi cinta dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Sebagai seorang Muslim, Tyson juga tidak melupakan ibadah. Dia sudah menjalankan ibadah haji ke tanah suci Mekah dan sangat terkesan dengan kota Mekah dan Madinah. Dan saat Ramadan kembali datang tahun ini, kecintaan dan kerinduan terhadap Tanah Suci kembali disuarakannya. 

"Cinta adalah cinta, tidak perduli agama apa yang Anda yakini. Mashaallah," tulis Tyson saat mengunggah video pengusaha sukses asal Amerika Serikat, Jay Mazini. Dalam video itu, Mazini berada di Tanah Suci sembari menjelaskan Islam dengan latar belakang Kabah yang tengah ramai. 

 

 

 
 
 
View this post on Instagram

Love is love no matter what religion you subscribe to. Mashaallah 🙏🏾 @jaymazini

A post shared by Mike Tyson (@miketyson) on May 10, 2020 at 2:57pm PDT

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya