Survei SMRC: Bansos Covid-19 Banyak Tak Tepat Sasaran

Dalam survei tersebut juga memuat alasan bansos kurang/tidak tepat sasaran. Apa saja alasannya?

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Mei 2020, 15:14 WIB
Pekerja mengemas paket bansos di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos sebesar Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil temuannya yang dilakukan 5-6 Mei dengan tema 'Wabah Covid-19: Efektifitas Bantuan Sosial’.

Dalam survei yang melibatkan 1.235 responden, di mana prosesnya dilakukan dengan wawancara telepon tersebut itu mengungkapkan 39% menyatakan bansos kurang tepat sasaran. Kemudian 10% menyatakan tidak tepat sasaran sama sekali.

Sisanya, 30% menyatakan bansos cukup tepat sasaran, 7% sangat tepat sasaran, dan 13% memilih tidak tahu atau tidak menjawab.

“Ini mengkhawatirkan. Mengingat besarnya dana yang dikucurkan pemerintah hanya akan berarti bila bisa menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas, Selasa (12/5/2020).

 


Alasan Bansos kurang Tepat

Dalam survei tersebut juga memuat alasan bansos kurang/tidak tepat sasaran. Diantaranya, sebanyak 60% menyatakan ada warga yang berhak tapi belum menerima bantuan, 29% menyatakan bansos diberikan kepada yang tak berhak, 4% besarnya bansos yang diberikan terlalu kecil. Alasan lainnya 4% dan tidak menjawab atau tak tahu 2%.

“Ini persoalan serius. Karena mereka yang tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat, tak mampu bayar kontrakan, dan persoalan-persoalan mendesak lainnya,” pungkasnya.

Adapun dalam survei ini margin of error sebesar 2,9%.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya