Pelonggaran Pembatasan di China Bisa Picu Gelombang Kedua Corona COVID-19

China sebagian besar telah mengendalikan virus itu, tetapi tetap gelisah, takut gelombang kedua dapat merusak upayanya untuk membuat ekonomi kembali bangkit dan berjalan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Mei 2020, 07:01 WIB
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Liputan6.com, Wuhan - Otoritas kesehatan China mengatakan, kemunculan kembali kasus Virus Corona COVID-19 dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa langkah-langkah penanggulangan epidemi belum dapat dilonggarkan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (13/5/2020) sementara upaya pencegahan dan pengendalian telah dinormalisasi, itu tidak berarti langkah-langkah dapat dikurangi, kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional.

Sebuah klaster baru muncul kembali pada akhir pekan di kota Wuhan, tempat pandemi pertama kali muncul, sementara kota Shulan di timur laut ditempatkan di bawah penguncian pada hari Minggu setelah wabah lain muncul.

China melaporkan tidak ada infeksi COVID-19 domestik baru pada hari Selasa 12 Mei, setelah dua hari berturut-turut peningkatan dua digit memicu kekhawatiran gelombang kedua infeksi.

China sebagian besar telah mengendalikan virus itu, tetapi tetap gelisah, takut gelombang kedua dapat merusak upayanya untuk membuat ekonomi kembali bangkit dan berjalan.

Pada Senin 11 Mei, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 17 kasus baru, lima di antaranya di Wuhan. Tujuh dari kasus impor baru.

Sehari sebelumnya, China mengumumkan peningkatan dua digit pertama dalam kasus nasional dalam hampir 10 hari, mengatakan 14 infeksi baru telah dikonfirmasi. Wuhan juga melihat kasus baru pertamanya dalam lebih dari sebulan.

Selama 27 hari berturut-turut, tidak ada kematian yang dilaporkan. Satu kasus impor dicatat.

Pasien meninggal resmi negara itu tetap di 4.633, sementara jumlah total infeksi di daratan adalah 82.919.

Simak video pilihan berikut:


Disneyland Shanghai Buka

Shanghai Disney Resort akan menampilkan Istana Enchanted Storybook Castle yang merupakan tertinggi di antara taman Disney lainnya, hotel "Toy Story" dan sebuah teater dengan pertunjukan The Lion King berbahasa China. (AFP/STR/Cina OUT)

Sementara otoritas China berupaya mempertahankan aturan agar tidak ada gelombang Corona COVID-19 kedua, taman hiburan Disneyland yang ada di Shanghai telah kembali dibuka.

Setelah sempat tutup, perusahaan taman bermain Disneyland dijadwalkan akan kembali dibuka pada Senin kemarin.

Disneyland Shanghai yang selama tiga bulan terakhir ditutup akibat pandemi Corona COVID-19 akan kembali beroperasi, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

Pembukaan ini juga dinilai sebagai tonggak sejarah bagi Disney dan memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana ia dapat pulih dari pandemi yang memaksanya tutup selama berbulan-bulan.

Sementara itu, sejumlah Disneyland lain yang ada di Amerika Serikat, dan Prancis, serta negara lain masih dinyatakan tutup akibat pandemi Virus Corona COVID-19.

Di taman Shanghai, pihak Disneyland telah menerapkan langkah-langkah, termasuk menjaga jarak, penggunaan masker dan pemeriksaan suhu untuk pengunjung dan karyawan, dan saat ini menjaga jumlah pengunjung "jauh di bawah" 24.000 orang, atau 30 persen dari kapasitas harian -- sebuah angka yang diminta oleh pemerintah China.

Tiket untuk hari-hari awal pembukaan kembali terjual habis dengan cepat pada hari Jumat lalu.

"Kami berharap pembukaan kembali hari ini dapat berfungsi sebagai pertanda baik di seluruh dunia, memberikan harapan dan inspirasi bagi semua orang, dan dapat menunjukkan bahwa kami dapat mengatasi tantangan bersama," Joe Schott, presiden dan manajer umum Disneyland Shanghai Resort.

Sejumlah media melaporkan bahwa ribuan pengunjung memasuki Shanghai Disneyland pada Senin 11 Mei untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

Disneyland di China menjadi yang pertama dibuka kembali oleh Walt Disney Co (DIS.N) setelah pandemi Virus Corona COVID-19 menutup operasionalnya selama tiga bulan.

Jika biasanya Mickey Mouse bergabung dengan karakter Disney yang akrab menyambut kerumunan pengunjung, pengalaman di Disneyland Shanghai kali ini tidak akan seperti itu. Alih-alih parade dan kembang api, pengunjung wajib bermasker, dipindai suhu tubuhnya dan menerapkan jarak sosial bagi pengunjung dan karyawan.

Di antara kerumunan pada hari Senin adalah pemegang tiket Shanghai Disneyland Kay Yu. "Saya pikir (langkah-langkah ini) membuat wisatawan merasa nyaman," kata pria 29 tahun, yang mengenakan topi Minnie Mouse dan mengatakan dia bangun pada jam 04.00 pagi untuk melakukan perjalanan ke tempat itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya