BI Prediksi Penjualan Eceran Turun Tajam di April 2020

Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran pada April 2020 akan kembali menurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2020, 20:30 WIB
Pedagang menjual telur ayam di pasar tradisional di Jakarta, Kamis (6/12). Di tingkat pengecer, harga telur ayam mencapai Rp 28.000/kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan penjualan eceran pada April 2020 akan kembali menurun. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR April 2020 sebesar -11,8 persen (yoy).

"Indeks penjualan riil periode April 2020 sebesar 202,2 atau turun -11,8 persen (yoy), lebih dalam dari -4,5 persen (yoy) pada Maret 2020," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (12/5).

Penurunan tersebut terjadi pada seluruh kelompok komoditas yang disurvei. Penurunan terdalam terjadi pada kelompok barang lain, khususnya subkelompok Sandang.

Kelompok ini diprakirakan turun -67,3 persen (yoy). Lebih dalam dari -60,5 persen (yoy) pada Maret 2020.

Pada survei penjualan eceran ini para responden menyampaikan penurunan ini terjadi sejak diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga terjadi penurunan permintaan.

"Penurunan penjualan sejalan dengan penurunan permintaan dan kebijakan PSBB akibat semakin meluasnya dampak Covid-19 di bulan April 2020," kata Onny mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com


Banyak Daerah Terapkan PSBB, Trafik Jalan Nasional Turun 68 Persen

Suasana arus lalu lintas yang lengang di Jalan Raya Kawasan Jakarta, Rabu (25/3/2020). Meski hari ini merupakan libur nasional hari raya Nyepi, jalanan di Ibu Kota tampak lengang setelah imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran virus corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pemantauan dan evaluasi pada jalan nasional (non-tol) yang terdampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berdasarkan pantauan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, terjadi penurunan trafik jalan nasional selama PSBB di Pulau Jawa bervariasi di berbagai wilayah, mulai dari 33 persen hingga 89 persen dengan rata-rata 68 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, layanan jalan tol dan non-tol tetap beroperasi sebagai jalur logistik untuk pergerakan barang kebutuhan pokok/pangan, alat kesehatan, serta layanan kesehatan/kendaraan medis. Selain itu, layanan tol juga diperbolehkan beroperasi untuk pergerakan orang pada skala lokal atau kawasan Jabodetabek.

"Kita bersama melaksanakan pesan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya disiplin yang kuat bagi setiap warga dalam melaksanakan kebijakan work from home sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, serta untuk tidak mudik Lebaran pada tahun 2020 ini. Dengan demikian, trafik di jalan tol dan jalan nasional diharapkan dapat lebih menurun lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/4/2020).

Terdapat sejumlah jalan nasional di Pulau Jawa yang berada dalam wilayah PSBB, yakni di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, dan Jawa Timur. Di Banten terdapat empat ruas jalan nasional yang berada di wilayah PSBB, yakni ruas Merak-Bts Kota Cilegon dengan penurunan trafik sebesar 47 persen, ruas Bts Kota Cilegon-Bts Kota Serang sebesar 55 persen, Bts Kota Serang-Bts Kota Tangerang sebesar 58 persen, dan Jalan Daan Mogot (Tangerang - Bts DKI) sebesar 51 persen.

Selanjutnya di Jawa Barat juga terjadi penurunan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di empat ruas jalan nasional, yakni ruas Jalan Soekarno Hatta (Bandung) sebesar 46 persen, ruas Bts Kota Padalarang-Bts Kota Bandung sebesar 66 persen, ruas Lintas Tengah (Bts Kota Cileunyi-Nagreg) sebesar 49 persen, dan ruas Lintas Utara (Bts Kab Subang/Karawang-Bts Kota Pamanukan) sebesar 33 persen.

Sementara di Jawa Tengah terdapat delapan ruas jalan nasional yang masuk wilayah PSBB dan mengalami penurunan lalu lintas. Antara lain ruas Losari Bts Provinsi Jabar-Pejagan dengan penurunan sebesar 83 persen, Jalan Siliwangi (Semarang) sebesar 84 persen, Bts Kota Rembang-Bulu (Bts Provinsi Jatim) sebesar 69 persen, Prupuk-Bts Kabupaten Tegal/Banyumas sebesar 79 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya