Sediakan Air Minum dan Sanitasi, Pemerintah Kucurkan Rp 1,5 Triliun

Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop buang air besar sembarangan (BABS).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Mei 2020, 20:50 WIB
Petugas mengecek pipa instalasi air di instalasi pengolahan air Palyja, Jakarta, Rabu (29/7/2015). Persedian air di wilayah DKI Jakarta masih aman dengan distribusi air 8600 liter perdetik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya terus membangun sarana prasarana air bersih dan sanitasi. Dukungan ini diberikan melalui program Padat Karya Tunai Penyediaan Air Minum (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Hal tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk mendukung perilaku hidup bersih sehat dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Total anggaran yang disiapkan untuk kedua program tersebut mencapai sekitar Rp 1,511 triliun.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, selain untuk mencegah penyebaran virus orona, program padat karya Pamsimas dan Sanimas juga bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat krisis yang terjadi sekarang.

"Program infrastruktur kerakyatan atau Padat Karya Tunai sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (12/5/2020).

Pada Tahun Anggaran 2020, Pamsimas dilaksanakan di 4.717 desa dengan total anggaran program ini sebesar Rp 1,120 triliun. Program Padat Karya Pamsimas dikerjakan oleh 10 orang selama 75 hari sehingga bisa menyerap sebanyak 47.710 tenaga kerja.

Pamsimas dilaksanakan dengan menyediakan akses air minum aman melalui uji kualitas air, penyediaan sanitasi untuk stop buang air besar sembarangan (BABS), dan perubahan perilaku dengan mengadopsi gaya hidup bersih sehat seperti gerakan cuci tangan pakai sabun.

Sebagai upaya penanganan penyebaran COVID-19, program Pamsimas juga mensosialisasikan gerakan cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan menyediakan sambungan kran air dan sabun serta penggunaan masker di lokasi pembangunan Pamsimas seperti Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau Provinsi Riau, Desa Sukamerindu, Kecamatan Sukamerindu Provinsi Sumatera Selatan, dan Desa Samustida, Kecamatan Teluk Kramat, Provinsi Kalimantan Barat.

 


1.028 lokasi

Banyak desa di Indonesia yang masih membutuhkan air bersih, mari bersama membangun bak penampung dan pipanisasi melalui Mata Air Indosiar. (Ilustrasi: i.huffpost.com)

Sementara Sanimas dilaksanakan di 1.028 lokasi dengan total anggaran program ini sebesar Rp 391 miliar. Program Sanimas dikerjakan oleh 15 orang selama 75 hari sehingga menyerap 15.420 tenaga kerja.

Beberapa kegiatan pembangunan Sanimas di antaranya seperti pembangunan prasarana mandi cuci kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kombinasi dengan MCK dan Sambungan Rumah (SR).

Salah satu lokasi pekerjaan Sanimas yakni di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang telah dilaksanakan di lokasi ini yakni mobilisasi Tenaga Fasilitator Lapangan, koordinasi dengan dinas terkait di antaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, koordinasi dengan desa, survey lapangan, penyampaian hasil survey ke dinas, sosialisasi tingkat desa dan menyebarkan brosur Sanimas.

Sosialisasi tersebut dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19, seperti menjaga jarak minimal 1 meter dan wajib menggunakan masker.

"Dengan tersedianya sarana air bersih dan air limbah domestik serta pemahaman tentang hidup bersih, diharapkan kedua program ini tidak hanya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 tetapi juga memperkecil kasus gizi buruk dan stunting," ujar Menteri Basuki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya