Liputan6.com, Jakarta - Menjelang bedug Magrib, warga Desa Paciran, Kabupaten Lamongan memadati warung kecil yang berjejar di Jalan Daendels pesisir Paciran. Mereka mengantre untuk membeli dawet siwalan.
Dawet siwalan yang digemari warga Paciran ini sangat khas lantaran tak banyak wilayah yang bisa ditumbuhi pohon siwalan. Minuman segar ini sekilas tampak seperti dawet pada umumnya, warnanya putih dan disajikan selagi dingin.
Bedanya, dawet khas Paciran ini berisi buah siwalan yang diiris dadu. Rasanya kenyal seperti kolang-kaling, namun lebih lembut, tak butuh waktu lama untuk mengunyah.
Baca Juga
Advertisement
Pohon siwalan bentuknya seperti kelapa, namun tingginya bisa dua kali lipat. Batang pohonnya sebesar pelukan orang dewasa. umumnya tumbuh di daerah pesisir yang gersang.
Selain menghasilkan buah siwalan, pohon ini juga menghasilkan cairan yang disebut legen. Rasanya manis. Warga Paciran menjadikan cairan ini sebagai bahan membuat gula jawa, warnanya lebih putih dari gula jawa pada umumnya.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat dawet siwalan ini sangat mudah. Pertama, iris buah siwalan kota-kota kecil, lalu masukkan ke dalam santan yang telah diberi pemanis. Biasanya dawet siwalan Paciran menggunakan pemanis dari gula jawa. Setelah itu tambahkan sedikit es batu untuk menambah kesegaran.