Liputan6.com, Samarinda - Untuk memastikan Pemerintah Kota Samarinda sigap menghadapi puncak epidemiologi Covid-19, jalur pintu masuk Kota Samarinda diperketat. Sejumlah ruas utama menuju Kota Samarinda dijaga khusus mencegah arus mudik masuk ke ibu kota Provinsi Kaltim itu.
Walikota Samarinda Syaharie Jaang menyebut telah mempersiakan lima titik pos pembatasan masuk. Kelima pos tersebut berada di jalur masuk dari Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai kartanegara, dan Kota Bontang.
Jaang menegaskan pembuatan pos agar tidak ada warga yang mudik ke Samarinda dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Baca Juga
Advertisement
“Tidak boleh ada orang yang pulang ke Samarinda. Kita sudah siapkan 5 pos pembatasan di 5 titik pintu masuk. Kita langsung lakukan screening,” kata Jaang, Selasa (12/5/2020).
Petugas di pos pembatasan, sebutnya, tidak menerima warga mudik. Terkecuali warga dengan keperluan tertentu, namun wajib jalani cek kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
Tambahan pos yang ada saat ini bekerjasama dengan Polresta Samarinda dalam rangkaian gelar operasi ketupat. Sebelumnya pos yang sudah didirikan terdapat di gerbang masuk pintu di Palaran, Jalan HAM Riffadin halaman kantor UPTD Metrologi depan Kampus IAIN, kemudian ditambah pos di Loa Janan depan eks Sumber Mas, Pos Sungai Siring depan Bandara APT Pranoto dan pos Jalan Pangeran Suryanata.
“Pos ini sudah berjalan selama sepekan lebih, dalam rangka mengatur arus keluar masuk orang ke Samarinda,” sebutnya.
Pemkot Samarinda sendiri telah menyiapkan RS Karantina Covid-19 yang khusus merawat warga yang baru tiba dengan gejala khusus. Terlebih jika warga datang dari daerah terjangkit.
“Bagi mereka yang sudah masuk Samarinda, saya minta untuk melapor agar bisa jalani screening. Ini semua kita lakukan agar lebaran bisa kita laksanakan dengan tenang, tanpa khawatir banyak orang masuk ke kota ini,” paparnya.
Dari pantauan pos pembatasan di Jalan Pangeran Suryanata, sejumlah kendaraan yang masuk dari arah Kota Tenggarong diperiksa. Pengguna jalan diminta untuk mengisi data perjalanan serta kondisi kesehatannya.
“Tadi sempat ditanya soal riwayat perjalanan. Saya hanya jemput istri dari Tenggarong karena bekerja di Samarinda,” kata seorang warga, Mubarak.