Kemenkes Setujui PSBB Palembang dan Prabumulih

Kementerian Kesehatan menyetujui usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Kota Palembang dan Kota Prabumulih yang telah menjadi zona merah transmisi lokal Covid-19 sejak April 2020.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 13 Mei 2020, 09:08 WIB
Wawako Palembang Fitrianti Agustinda mengedukasi pasangan suami istri (pasutri) yang ditemui duduk di pinggir jalan, untuk tidak melakukan aksi meminta-minta (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyetujui usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Kota Palembang dan Kota Prabumulih yang telah menjadi zona merah transmisi lokal Covid-19 sejak April 2020.

Penetapan PSBB Palembang sesuai Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/307/2020 dan penetapan PSBB Prabumulih sesuai Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/306/2020.

Kabag Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel Andi Suman mengatakan SK PSBB dua kota tersebut telah diterima untuk diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan Pemkot Prabumulih.

Gubernur Sumsel Herman Deru akan menginstruksikan masing-masing wali kota untuk membuat peraturan kepala daerah dan direncanakan segera menyampaikan keterangan resmi.

"Untuk lebih lanjutnya gubernur akan menggelar konferensi pers pada Rabu (13/5/2020) pukul 14.00 WIB," ucap Andi seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/5/2020). 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


151 Kasus Positif di Palembang

Data Gugus Tugas Sumsel mencatat Kota Palembang hingga 12 Mei 2020 telah ditemukan 151 kasus positif Covid-19, dengan kasus sembuh 47 orang dan meninggal dua orang.

Kota berpenduduk 1,6 juta jiwa tersebut menjadi zona merah dalam 25 hari, atau terhitung sejak kasus pertama muncul pada 24 Maret hingga dinyatakan zona merah pada 17 April.

Sedangkan Kota Prabumulih telah ditemukan 13 kasus positif Covid-19, dengan kasus sembuh empat orang dan meninggal satu orang.

Kota Prabumulih menjadi zona merah dengan rentang waktu paling cepat di Sumsel yakni hanya dalam 12 hari, atau terhitung sejak kasus pertama muncul pada 24 Maret 2020 hingga dinyatakan zona merah pada 4 April 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya