Perbedaan Gejala Pasien Corona COVID-19 di Jatim dengan Negara Lain

Gejala paling banyak dialami pasien Corona COVID-19 yang di Jawa Timur mencapai 52,1 persen adalah mengalami batuk, kemudian 35,1 persen pilek.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Mei 2020, 09:54 WIB
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Gejala batuk dan pilek menjadi gejala paling menonjol dalam kasus Corona COVID-19 di Jawa Timur (Jatim). Hal ini berbeda dengan kasus di sejumlah kota seperti di Wuhan, China.

"Ini berbeda dengan kasus di Wuhan, Shanghai, Washington, dan Singapura yang mayoritas gejalanya adalah demam, batuk, dan sesak nafas," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur.

"Genomnya yang diketahui sampai sekarang ada A, B, C. Ternyata di sini yang B. Sehingga memberikan gejala yang berbeda dengan yang di Eropa," ucap Joni. 

Joni menuturkan, gejala paling banyak di Jawa Timur mencapai 52,1 persen adalah mengalami batuk, kemudian 35,1 persen pilek dan demam  26,2 persen.

"Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam bukan batuk. (Tapi di Jatim) Demam nomor tiga. Sesak nafas. Kalau sudah sesak nafas sudah sakit sedang ke arah berat," lanjutnya.

Setelah sesak nafas, gejala yang paling banyak dialami pasien terpapar Corona COVID-19 adalah lemah, menggigil, sakit tenggorokan, sakit otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit perut, lalu terakhir diare.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Update Corona COVID-19 di Jatim pada 12 Mei 2020

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, jumlah kasus positif Corona COVID-19 bertambah lagi secara signifikan di Jawa Timur (Jatim). Pada hari ini tercatat ada penambahan 115 kasus. Dengan demikian, sementara ini jumlah total sebanyak 1.649 kasus, Selasa, 12 Mei 2020.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menegaskan, tambahan 115 kasus Corona COVID-19 itu adalah yang diumumkan pada Selasa ini, bukan yang dinyatakan terkonfirmasi positif pada hari saat pengumuman. Ia juga menegaskan kasus berdasarkan domisili pasien, bukan rumah sakit pasien dirawat.

Emil kemudian menyebut tambahan kasus Corona COVID-19 di tiga daerah yang kini menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, yaitu di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik. 

"Dari kasus baru 115, sejumlah 57 (pasien positif) berdomisili di Kota Surabaya, kemudian 18 (pasien) berdomisili di Kabupaten Sidoarjo, ditambah Gresik sebanyak 4 (pasien),” ujar Emil dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Selasa malam.

115 tambahan kasus baru Corona COVID-19, separuh di antaranya berasal dari Kota Surabaya yaitu 57 kasus. Lalu disusul Kabupaten Sidoarjo sebanyak 18 kasus, 11 kasus di Kabupaten Probolinggo, lima kasus masing-masing di Kota Pasuruan dan Kabupaten Nganjuk, dan empat  kasus masing-masing di Kabupaten Lumajang dan Gresik.

Lalu di tiga kasus di Kabupaten Jombang, dua kasus di Kabupaten Kediri, dan satu kasus masing-masing di Kota Batu, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Pasuruan, Lamongan, dan Sampang. 

Sampang adalah kabupaten terakhir yang kini berstatus zona merah, yang sebelumnya selama hampir dua bulan bertahan di zona hijau. Dengan demikian, kini seluruh kabupaten/kota di Jatim sudah berstatus zona merah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya