Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi, jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 akan melonjak pekan depan. Kasus konfirmasi positif yang melonjak ini terutama terjadi di daerah-daerah.
Pelaksana Tugas Deputi 2 Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi menyebut, pemicu lonjakan kasus COVID-19 dipengaruhi kapasitas pemeriksaan uji spesimen COVID-19 yang ditargetkan meningkat.
Advertisement
"Kita melihat adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kasus COVID-19 di pusat kota mulai turun. Sebaliknya, di daerah justru kasusnya mulai naik," terang Dody saat sesi Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual dengan Komisi VIII DPR RI melalui Live Streaming DPR RI, ditulis Rabu (13/5/2020).
"Sebenarnya, untuk di daerah ini, harapan hasil (temuan) positif COVID-19, targetnya naik. Target dari Presiden Joko Widodo sebanyak 10.000 tes spesimen per hari. Tapi ini terkendala juga. Sumber daya manusia (SDM) kita terbatas."
Untuk menggenjot pemeriksaan spesimen yang lebih cepat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 berupaya meningkatkan kapasitas tes spesimen di laboratorium. Diharapkan akhir minggu tes spesimen juga bertambah.
"Jangan kaget, minggu depan hasil positif COVID-19 banyak yang naik (melonjak). Secara teknis memang begitu (tes spesimen meningkat, hasil positif COVID-19 naik). Supaya kita mempercepat penyelasaian COVID-19 ini jumlah tes spesimen dinaikkan," lanjut Dody.
40.000 Uji Spesimen
Menurut Dody, harapan pemeriksaan spesimen mencapai 40.000 spesimen dapat mewakilkan daerah-daerah merah. Daerah-daerah dengan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang terbilang tinggi.
"Yang kita jaga (ditekan supaya tidak naik) justru kasus meninggal. Secara statistik, kasus meninggal itu 6 sampai 7 persen yang kritis dari jumlah positif COVID-19," tambahnya.
"Di Jakarta sendiri ada 12 rumah sakit rujukan COVID-19 yang sudah mulai terkendali pasien-pasien COVID-19 (yang sembuh juga bertambah). Sekarang, di daerah-daerah kemampuan tes spesimen akan ditingkatkan. Kapasiitas rumah sakit di daerah juga ditingkatkan."
Adapun peningkatan laboratorium untuk uji spesimen sudah ada 57 laboratorium dengan metode Real Time PCR. Uji spesimen juga dengan metode tes cepat molekuler (TCM).
Saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, kemarin (12/5/2020), Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia Achmad Yurianto mengatakan, ada penambahan 2 laboratorium untuk TCM, sehingga ada tiga laboratorium.
Advertisement
Tingkatkan Kapasitas RS Daerah
Upaya yang dilakukan di daerah, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang meningkatkan kapasitas rumah sakit daerah. Hal ini dei menghadapi lonjakan kasus positif COVID-19, yang mana hasil tersebut diperoleh dari peningkatan uji spesimen.
"Sekarang ini sedang berlangsung di daerah, BNPB dengan Kemenpupr untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit darurat. Di beberapa daerah, ada yang menyiapan rumah sakit darurat dari gedung atau hotel," Dody menekankan.
"Kalau kita sudah selesai testing, mungkin di awal Juni 2020 nanti, mudah-mudahan ya tergantung partisipasi masyarakat. Kalau semua masyarakat ikut tes (ambil spesimen), kurva puncak COVID-19 kita berada di awal bulan Juni.
Ketika kurva sudah dipuncak, kapasitas rumah sakit meningkat, dan tes spesimen selesai, maka kurva akan landai.
"Kalau puncak COVID-19 sudah tercapai dan tes spesimen selesai. Mudah-mudahan kurva kita landai ke bawah," tutup Dody.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement