Menko Perekonomian Sebut Harga Gula Mahal Akibat Impor Tertunda

Menko Airlangga mengatakan untuk mengatasi tingginya harga gula, sudah ada pengalihan gula rafinasi ke pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2020, 14:34 WIB
Operasi pasar gula di Pasar Gede itu harga gula dibadnerol cukup murah dibandingkan di pasaran, yakni dengan harga Rp12.500 per kilogram.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tingginya harga gula di pasaran disebabkan adanya beberapa impor yang tertunda.

"Gula pasir memang belum turun seperti diharapkan, di pasar tradisional masih Rp17.650, di pasar modern masih Rp12.500," kata Airlangga dalam konferensi pers melalui video di Jakarta, Rabu (13/5/2020).

Airlangga mengatakan masih tingginya harga gula disebabkan ada beberapa impor yang tertunda karena beberapa negara melakukan pembatasan atau lockdown.

Airlangga mengatakan untuk mengatasi hal tersebut, sudah ada pengalihan gula rafinasi ke pasar. "Tentunya diharapkan dengan pengalihan ini harga bisa ditekan ke bawah. Memang itu yang menjadi salah satu persoalan terkait hal tersebut," jelas Airlangga.

 


Harga Komoditas Lain

Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun untuk beberapa komoditas lain, Airlangga menyampaikan terjadi stabilitas maupun kenaikan dan penurunan harga.

Harga beras medium relatif tetap sebesar Rp11.750 sementara harga beras premium Rp12.700.

Harga daging sapi masih di kisaran Rp 118.000, cabe rawit Rp 32.600, cabe merah Rp 27.850, bawang merah Rp 51.950, bawang putih Rp 37.100, minyak goreng Rp 12.000, minyak goreng kemasan Rp 14.750, daging ayam Rp 31.000 dan telur ras Rp 24.000.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya