Liputan6.com, Jakarta Virus Corona Covid-19 telah merebak di berbagai negara. Meskipun upaya telah dilakukan oleh pemerintah di masing-masing negara, namun virus tersebut belum bisa diatasi sepenuhnya. Kini banyak negara yang mengalami kesulitan untuk menghentikan penularan virus Corona Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Di tengah merebaknya pandemi global tersebut, banyak bermuculan relawan-relawan yang berjuang dalam penanggulangan Corona Covid-19. Para relawan berusaha membantu dalam berbagai cara. Mulai dari membantu pengumpulan dana bantuan, sembako, hingga penyaluran bantuan APD untuk tenaga medis.
Relawan tidak hanya datang dari usia dewasa. Ada banyak anak-anak yang juga turut membantu dalam menanggulangi wabah ini. Namun dengan pengawasan orangtuanya agar sang anak tidak terancam oleh bahaya virus tersebut. Seperti relawan cilik asal Malaysia yang satu ini. Nur Afia Qistina Zamzuri adalah gadis yang baru berusia sembilan tahun.
Ia turut serta melakukan sesuatu untuk membantu penanggulangan Corona Covid-19. Meski ia tidak begitu paham dengan virus Corona Covid-19, namun Nur Afia Qistina Zamzuri tahu bahwa itu adalah hal berbahaya dan telah membuat penderitaan bagi banyak orang.
Suka Menjahit Sejak Berusia 5 Tahun
Ketika ia mendengar bahwa sebuah rumah sakit sedang mencari sukarelawan untuk menjahit APD, hatinya terpanggil untuk memberikan bantuan. Ia kemudian memutuskan membantu dengan cara menjahit APD dengan tangannya sendiri.
"Saya merasa bimbang, jadi saya beritahu ibu saya mau menolong," kata Nur Afia seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Rabu (13/5/2020).
Sebelumnya, bocah sembilan tahun ini memang suka menjahit. Ia sudah belajar menjahit sejak usianya menginjak lima tahun. Berkat kepiawaiannya dalam menjahit, Nur Afia mampu menyelesaikan empat baju APD dalam sehari. Ia mulai menjahit saat waktunya senggang.
Jumlah kasus Corona Covid-19 di Malaysia hingga pertengahan April yakni lebih dari 6.000 penularan, serta lebih dari 100 korban jiwa. Untuk membendung penularan wabah tersebut, Pemerintah setempat telah memberlakukan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) sejak 18 Maret lalu. Namun kemudian digantikan dengan Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat (PKPB) mulai 12 Mei hingga 9 Juni mendatang.
Advertisement
Senang Melihat Tenaga Medis Pakai Baju APD Buatannya
Sementara itu, Nur Afia mengatakan ia telah berhasil menyelesaikan 130 baju APD untuk dua rumah sakit terdekat sejak Maret lalu dan kini tengah menyiapkan 60 baju lagi. Meski kini bulan Ramadan dan harus menjalani ibadah puasa, Nur Afia mengatakan ia tidak akan berhenti menjahit APD.
Nur Afia memulai kegiatan menjahitnya setelah waktu sahur. Gadis kecil ini berminat untuk belajar menjahit setelah memerhatikan ibunya, Hasnah Hud yang juga seorang penjahit pakaian untuk pelanggan di sekitar rumahnya.
Sementara itu sang ibu, mengatakan, anak perempuannya itu semakin termotivasi untuk membantu menghasilkan APD setelah melihat gambar tenaga medis yang mengenakan jubah APD hasil jahitannya.
"Dia selalu mengatakan untuk membantu menolong menjahit APD sekiranya dia tiada mengerjakan tugas dari sekolah," kata Hasnah Hud.