5 Alasan Mengapa AC Milan Harus Ngotot Datangkan Luka Jovic

AC Milan saat ini sedang mempersiapkan revolusi pemain muda. Pemain yang memiliki kemampuan seperti Jovic akan langsung menjadi starter

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 13 Mei 2020, 20:30 WIB
Para pemain AC Milan merayakan gol yang dicetak Zlatan Ibrahimovic ke gawang Torino pada laga Coppa Italia di Stadion San Siro, Milan, Selasa (28/1). Milan menang 4-2 atas Torino. (AFP/Miguel Medina)

Liputan6.com, Jakarta Pembicaraan AC Milan dan Fali Ramadani, agen bintang Real Madrid Luka Jovic, dikabarkan mulai meningkat. Seperti diketahui, Ramadani memainkan peran utama dalam kedatangan Ante Rebic di Milan musim panas lalu dari mantan klub Jovic, Eintracht Frankfurt.

Seperti dilansir media Italia, Corriere dello Sport, sejauh ini baik AC Milan dan Real Madrid juga telah mempertahankan hubungan yang kuat selama beberapa tahun terakhir.

Bukan rahasia lagi bahwa pemain internasional Serbia tengah berjuang di tahun pertamanya bersama Real Madrid. Meski belum bisa diklasifikasi sebagai kegagalan.

Pasalnya, dibutuhkan lebih dari satu musim bagi pemain muda itu, untuk menyesuaikan diri dengan tingkatan elit sepakbola.

Meski demikian, ada alasan kuat mengapa AC Milan ingin membawa pemain yang diboyong Real Madrid pada musim panas lalu.


Potensi Besar

Striker Real Madrid Luka Jovic merayakan gol ke gawang Osasuna sebelum dianulir VAR. (AFP/Oscar Del Pozo)

Penampilan Jovic di musim 2018/19 dengan Eintracht Frankfurt sangat brilian. Striker itu mencetak 17 gol dan memiliki enam assist dalam 32 pertandingan Bundesliga, dan mencetak sepuluh gol dengan satu assist dalam 14 pertandingan Liga Eropa.

Kemampuan ini jelas menunjukkan bahwa Jovic memiliki bakat dan potensi. Meski saat bergabung dengan Madrid, ia masih belum bisa menunjukkan performa terbaik.


Tak Mau Rugi

Pemain Real Madrid, Luka Jovic melakukan selebrasi bersama Vinicius Junior usai mencetak gol ke gawang Osasuna pada laga La Liga di Stadion El Sadar, Minggu (9/2/2020). Real Madrid menang 4-1 atas Osasuna. (AP/Alvaro Barrientos)

Jovic memiliki kecepatan kelas dunia, secara teknis, dan finisher yang kejam - ini semua ciri-ciri striker top. Di Madrid, ia berada di belakang Karim Benzema.

Namun, belakangan ia harus berjuang keras dengan cedera - yang paling baru adalah patah kaki. Menurut Mundo Deportivo, Madrid tampaknya akan lebih memilih untuk mendapatkan kembali 50 juta euro yang mereka beli untuk Jovic. Meski dalam kasus ini, pinjaman ke Milan mungkin merupakan kepentingan terbaik mereka.


Pencetak Gol

Striker Real Madrid, Luka Jovic, melepasakan tendangan ke gawang Osasuna pada laga La Liga di Stadion El Sadar, Minggu (9/2/2020). Real Madrid menang 4-1 atas Osasuna. (AP/Alvaro Barrientos)

AC Milan saat ini sedang mempersiapkan revolusi pemain muda. Jelas mereka ingin menggunakan dan mengembangkan dan talenta muda yang tersedia. Seorang pemain yang memiliki kemampuan seperti Jovic akan langsung menjadi starter, dan dia bisa mendapatkan kembali bentuk dan kepercayaan dirinya seperti di Jerman.

Dengan situasi di Madrid sekarang ini, akan lebih baik membiarkan klub seperti Milan mengembangkan Jovic lebih jauh. Ini akan menjadi situasi yang saling menguntungkan, karena Milan juga tidak memiliki pencetak gol yang konsisten yang memungkinkan mereka akhirnya lolos ke Liga Champions lagi.


Bertemu Rebic

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, Milan membutuhkan pencetak gol. Daftar striker yang mereka incar selama dekade terakhir memang tidak ada habisnya. Zlatan Ibrahimovic sekarang masih bersinar, tetapi dia menua dan masa depannya masih mengambang.

Meskipun pemain asal Swedia itu tetap bersama klub, ia bukan lagi pilihan utama dalam permainan dan pertandingan, tetapi juga bisa menjadi mentor yang luar biasa bagi Jovic.

Yang paling menggiurkan bagi Milan adalah menyatukan kembali Jovic dengan Rebic. Sementara di Eintracht Frankfurt, keduanya mendatangkan malapetaka pada pertahanan lawan.


Duet Menakutkan

Ramadani bersikeras membantu Milan mempertahankan layanan Rebic. Pemain sayap asal Kroasia itu pindah ke klub pada tahun 2020, jadi masuk akal bagi Milan untuk menginginkannya juga.

Pasangan ini tentunya masih memiliki chemistry yang hebat. Jika disatukan kembali, mereka harus menjadi duo yang menakutkan di Italia. Milan sekali lagi akan memiliki serangan yang ditakuti dan Jovic dapat kembali ke Madrid dengan kepercayaan lamanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya