Liputan6.com, Tokyo - Jumlah balapan pada MotoGP 2020 kemungkinan berkurang karena pandemi virus Corona. Meski begitu, hal tersebut diperkirakan tidak memengaruhi persaingan papan atas.
MotoGP 2020 berpeluang hanya berlangsung 10-12 seri dengan satu lokasi menggelar dua balapan. Sebab, kondisi tiap negara berbeda dalam upaya mengatasi penyebaran Covid-19.
Advertisement
Skenario ini diperkirakan menguntungkan sejumlah pembalap atau tim. Sebab, karakter satu sirkuit kadang lebih mendukung untuk rider tertentu.
Marc Marquez contohnya. Andalan Repsol Honda itu sangat kuat di Aragon dengan memenangkan empat balapan terakhir. Sementara Andrea Dovizioso dari Ducati berjaya dua kali pada tiga pagelaran teranyar di Austria.
Alhasil, persaingan MotoGP 2020 serta keluarnya sang juara dunia bakal dipengaruhi pemilihan lokasi.
Prediksi Brivio
Namun, Team Manager Suzuki Ecstar Davide Brivio menepis anggapan tersebut. Dia menilai persaingan juara akan tetap dikuasai pembalap dan tim papan atas.
"Kejuaraan pendek atau panjang saya kira tidak berarti besar. Mungkin ada beberapa variabel yang memengaruhi," kata Brivio dikutip Crash.
"Tapi menyangkut hasil akhir, saya pikir kurang lebih bakal sama seperti sebelumnya. Pembalap dan tim yang cepat bakal tetap cepat," sambungnya.
Advertisement
Musim Istimewa
Pada akhirnya, Brivio mengakui MotoGP 2020 akan istimewa. Operator, tim, dan pembalap harus beradaptasi menghadapi kondisi sulit yang diciptakan pandemi virus Corona.
Namun, dia menyebut hal inilah yang membuat persaingan mendatang unik. "Musim 2020 bakal spesial. Maka kita tunggu siapa yang menang," pungkas Brivio.
MotoGP berencana memulai balapan di Jerez, Spanyol, pada akhir Juli. Saat ini mereka menunggu izin dari pemerintah setempat.