Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan sedang melakukan prediksi jika suatu saat mereka pergi ke planet Mars. Salah satunya jika batuan yang mereka bawa pulang dari planet itu mengandung virus.
Pakar antariksa berkata ada kemungkinan batuan berusia jutaan tahun dari Mars dapat mengandung virus, walau kemungkinannya kecil. Meski demikian, pakar NASA berjanji kewaspadaan penuh tetap akan dilakukan.
Baca Juga
Advertisement
Para astronaut juga memahami bahwa masyarakat Bumi pasti resah jika ada virus yang terbawa pulang dari Mars.
"Saya mendengar dari beberapa kolega di area misi antariksa berawak bahwa pada saat ini masyarakat umum pasti lebih khawatir terkait membawa mikroba alien, virus, atau kontaminasi," ujar Scott Hubbard, mantan direktur NASA Ames sekaligus pakar perlindungan planet, seperti dikutip BGR, Kamis (14/5/2020).
NASA Ames adalah pusat penelitian besar NASA yang berlokasi di Silicon Valley, California.
Scott Hubbard adalah salah satu ilmuwan yang menyusun laporan perlindungan planetary NASA. Laporan itu merinci bagaimana NASA melindungi planet-planet dari kontaminasi.
"Agar menjaga dari kontaminasi, ada usaha besar untuk memutus mata rantai antara pesawat antariksa yang kembali dan sampel batuan Mars. Contohnya, sedang direncanakan teknik-teknik penyegelan dan pemegangan otonom untuk menciptakan tiga atau empat level containment," jelas Hubbard.
Hubbard pun berjanji pihak NASA tidak akan meremehkan potensi adanya virus pada batuan yang dibawa pulang dari Mars. Sampel-sampel yang didapat akan diperlakukan layaknya virus Ebola.
"Menurut opini saya dan komunitas ilmiah, kemungkinan bahwa batuan Mars yang berusia jutaan tahun mengandung bentuk hidup aktif yang dapat menginfeksi bumi adalah (kemungkinan) sangat rendah. Tetapi, sampel-sampel yang didapat dari MSR (Mars sample-return) akan dikarantina dan diperlakukan seakan mereka adalah virus Ebola sampai terbukti aman," jelas Hubbard.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
NASA Bakal Luncurkan Misi Berawak Perdana Sejak Hampir Satu Dekade
NASA telah mengumumkan bahwa bulan depan akan meluncurkan misi berawak pertamanya dari wilayah AS sejak hampir 10 tahun.
Dilansir BBC, roket dan pesawat ruang angkasa yang dibawanya akan lepas landas dari Florida Space Center Florida pada tanggal 27 Mei, membawa dua astronot ke International Space Station (ISS).
Baik roket dan pesawat ruang angkasa dikembangkan oleh perusahaan swasta SpaceX.
NASA telah menggunakan roket Rusia untuk penerbangan berawak sejak pesawat ulang-aliknya pensiun pada 2011.
Jika berhasil, SpaceX yang dipimpin oleh pengusaha sekaligus miliarder Elon Musk ini akan menjadi perusahaan swasta pertama yang mengirim astronot NASA ke luar angkasa.
Roket Falcon Nine dan pesawat ruang angkasa Crew Dragon akan lepas landas dari Pad 39A yang bersejarah di pusat ruang angkasa, yang sama digunakan untuk misi Apollo dan pesawat ulang-alik.
Advertisement