BI Jabar Siapkan 559 Titik Layanan Penukaran Uang Baru Jelang Lebaran

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat meniadakan layanan kas keliling.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 14 Mei 2020, 23:00 WIB
Penjual jasa penukaran uang menawarkan uang baru berbagai pecahan kepada pengguna jalan di kawasan Bintaro Sektor 2, Jakarta Selatan, Selasa (12/05/2020). Pembeli uang kertas baru yang biasanya ramai menjelang Lebaran, kini sepi di tengah pandemi virus corona Covid-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Bandung - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat meniadakan layanan kas keliling. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan kondisi pandemi dan sebagai upaya memitigasi penyebaran virus Corona (Covid-19).

"Sejalan dengan upaya menekan penyebaran Covid-19, layanan penukaran uang kepada masyarakat hanya disediakan melalui loket di bank," Kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/5/2020).

Untuk itu, Bank Indonesia bekerjasama dengan perbankan telah menetapkan 559 titik layanan penukaran selama bulan Ramadan 2020.

Herawanto menuturkan, Bank Indonesia telah berkoordinasi dengan perbankan agar dalam memberikan layanan dimaksud tetap menegakkan protokol pencegahan Covid-19, terutama di masa PSBB secara ketat yang ditetapkan oleh pemerintah. Antara Iain terkait penggunaan masker, pemindaian suhu tubuh, dan penerapan jarak sosial.

Menurut Herawanto, dałam rangka mendukung penyiapan uang tunai dan kelancaran layanan penukaran uang, Bank Indonesia Provinsi Jabar telah menyusun strategi secara internal dan eksternal.

Secara internal, pihaknya melakukan penyediaan uang yang layak edar dan hiegenis untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan melakukan karantina uang selama 14 hari sebelum diedarkan, menyemprot disinfektan pada sarana dan prasarana pengolahan uang.

Kemudian, pendistribusian uang secara tepat di tengah keterbatasan moda transportasi agar kebutuhan uang di Jabar, baik secara nominal maupun per pecahan dapat terpenuhi dengan baik.

“Sedangkan dari sisi eksternal, Bank Indonesia berkoordinasi dengan perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang melakukan langkah-langkah untuk menjaga ketersediaan uang di ATM dengan kualitas baik melalui perencanaan pengisian uang uang akurat,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat di toket perbankan sehingga masyarakat mudah untuk memperoleh uang, dan memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang yang memperhatikan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).


Siapkan Rp21,66 Triliun

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto. (Humas BI Jabar)

Sementara itu, Herawanto menyebutkan Bank Indonesia Provinsi Jabar menyiapkan kebutuhan uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri 2020 sebesar Rp21,66 triliun. Jumlah tersebut turun sebesar 11,2 persen (yoy) dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp24,39 triliun.

"Jumlah tersebut telah memerhatikan antisipasi kebutuhan selama bulan Ramadan, libur Idulfitri, serta kebijakan dan stimulus pemerintah kepada masyarakat selama periode penanganan dampak pandemi Covid-19, termasuk pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," katanya dalam siaran pers, Kamis (14/5).

Herawanto lebih jauh menjelaskan, kebutuhan uang tunai tertinggi pada periode Ramadan tahun ini terjadi di wilayah Priangan (di luar Bodebek) sebesar Rp14,90 triliun, diikuti oleh Priangan Timur sebesar Rp2,72 triliun dan Cirebon, Indramayu, Majalaya dan Kuningan sebesar Rp4,04 triliun.

Dari sisi permintaan, lanjut dia, pada Ramadan 2020 diperkirakan sebesar Rp14,90 triliun atau meningkat 9,6 persen dibandingkan Ramadan tahun sebelumnya.


Penukaran Uang Lebih Baik ke Bank

Penukaran uang receh untuk lebaran 2017 yang diadakan di gedung SCTV Tower, Jakarta, Rabu (14/6). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Herawanto mengatakan, bagi masyarakat yang ingin menukarkan uangnya menjadi pecahan kecil, Bank Indonesia mengimbau agar penukaran dilakukan di bank. Meski kerap banyak penjual uang pecahan kecil di pinggir jalan, menukarkan uang di bank jauh lebih terjamin.

"Kalau beli di mereka juga kita akan bayar lebih mahal," katanya.

Selain itu, hal penting diperhatikan di masa pandemi saat ini adalah fakto kesehatan masyarakat. Kemudian kondisi kesehatan penjaja tersebut apakah sehat atau justru terpapar Covid-19. Lalu uang yang diberikan penjaja tersebut pun bisa saja berupa uang palsu.

"Jadi saat penukaran di jalan ini risikonya jelas lebih besar. Kalau di perbankan sudah ada protokol kesehatan Covid-19 yang dilakukan," katanya.

Simak video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya