Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru menyatakan tidak adanya cukup bukti untuk membedakan dinosaurus jantan dan betina.
Ahli zoologi David Hone, dari Queen Mary University of London, mengatakan, "bertahun-tahun yang lalu, sebuah makalah ilmiah menyarankan bahwa T-Rex betina lebih besar daripada jantan. Namun, ini didasarkan pada catatan dari 25 spesimen yang rusak dan hasil kami menunjukkan tingkat data ini tidak cukup baik untuk dapat membuat kesimpulan ini."
Advertisement
David dan tim dalam studi mereka mencoba mendeteksi perbedaan ukuran terkait jenis kelamin di 106 spesimen museum dari spesies buaya yang terancam punah, yaitu gharial (Gavialis gangeticus).
Gharial jantan dewasa memiliki benjolan berdaging di ujung moncongnya yang panjang, didukung lubang di tulang hidung mereka yang disebut fossa narial. Gharials jantan juga dikenal lebih besar dari betina.
Tetapi, ketika fossa narial tidak diperhitungkan, tim analisis tidak dapat secara akurat membedakan antara kedua jenis kelamin.
Penemuan yang dilakukan David, mendukung tinjauan pada 2017 yang menemukan studi sebelumnya tentang dimorfisme seksual pada dinosaurus tidak kuat secara statistik, seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (14/5/2020).
Tidak Kuat Secara Statistik
David Hone menjelaskan, studi dengan timnya bahkan dengan pengetahuan sebelumnya tentang jenis kelamin spesimen, masih bisa sulit membedakan gharial jantan dan betina.
"Dengan sebagian besar dinosaurus, kita tidak memiliki ukuran dataset yang digunakan untuk studi ini, dan kita tidak tahu jenis kelamin hewan, jadi kita berharap tugas ini menjadi jauh lebih sulit," tambah David.
Walaupun sifat dimorfisme seksual lainnya kemungkinan ada setidaknya di beberapa dinosaurus, seperti perbedaan warna yang terlihat pada beberapa burung, namun, sisa-sisa fosil mereka tidak mungkin mengungkapkannya.
Advertisement