Rahasia di Balik Kenikmatan Menyantap Tahu Gejrot Khas Cirebon

Selain murah dan mudah dalam pembuatan, salah satu makanan khas Cirebon ini memiliki aroma dan cita rasa unik jika dimakan dengan natural. Ini rahasianya.

oleh Panji Prayitno diperbarui 15 Mei 2020, 00:30 WIB
Tahu Gejrot khas Cirebon memiliki sejumlah keunikan tersendiri bagi penggemar kuliner tradisional salah satunya penyajian diatas piring cobek terbuat dari tanah liat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Salah satu kuliner andalan Cirebon yakni tahu gejrot disukai banyak orang dari berbagai kalangan. Bentuk dan penyajian yang sederhana, membuat kuliner ini menjadi khas.

Selain murah dan mudah dalam pembuatan, salah satu makanan khas Cirebon ini memiliki aroma dan cita rasa unik. Bahan utama tahu gejrot adalah tahu gembos dihidangkan bersama kuah kecap, cabai rawit, bawang merah, dan gula merah.

"Ini kunci dari tahu gejrot sebenarnya ada di kuahnya sendiri," ujar salah seorang penikmat kuliner Cirebon, Lidda, Kamis (14/5/2020).

Kelezatan tahu gejrot Cirebon terdapat pada bahan tahu yang hanya bisa dibeli di Cirebon.

Namun demikian, kata dia, keunikan dari kuliner tahu gejrot Cirebon yakni dalam penyajian. Tahu gejrot biasanya disajikan di atas piring yang terbuat dari gerabah. Alat santapnya pun alami menggunakan biting (tusuk kecil terbuat dari bambu atau kayu).

"Kalau makannya tidak di piring gerabah seperti kurang nikmat karena memang sejak awal sajian tahu gejrot yang asli di atas piring gerabah," ujar dia.

Proses penyajian tahu gejrot di atas piring yang terbuat dari gerabah sudah diterapkan sejak zaman dulu. Bahkan, hingga kuliner legendaris ini dikenal se Indonesia, sajiannya masih tetap sederhana yakni diatas piring kecil yang terbuat dari gerabah.

Penjual tahu gejrot Sinta di Kawasan Pasar Kanoman Cirebon, Andri mengaku, piring gerabah menjadi keunikan tersendiri dalam penyajian kuliner ini. Piring gerabah berwarna hitam berukuran kecil dan sedang.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sudah Melekat

Penjual tahu gejrot Cirebon di kawasan Pasar Kanoman nampak sibuk menyiapkan dagangannya untuk dijadikan oleh-oleh. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Sebenarnya kalau menurut saya sendiri piring gerabah tidak terlalu berpengaruh terhadap rasa tapi semua tergantung sugesti ketika lebih nikmat makan dengan piring gerabah tidak masalah," kata Andri.

Andri menggantikan posisi orangtuanya berjualan tahu gejrot Cirebon di depan toko manisan Sinta Pasar Kanoman Cirebon. Dia mengatakan, orangtuanya berjualan tahu gejrot sejak tahun 1990.

Dia mengaku, konsep menyantap tahu gejrot di atas piring gerabah karena terlihat lebih menarik. Dia mengakui piring kecil terbuat dari gerabah sebagai tempat sajian Tahu Gejrot Cirebon sudah menjadi bagian tak terpisahkan.

"Kalau tahunya bukan dari Cirebon ya tidak makan tahu gejrot demikian juga cara menyantapnya," ujar dia.

Di tengah pandemi covid-19 dan suasana PSBB Kota Cirebon, dia mengaku penjualan tahu gejrot menurun. Andri menyebutkan, penurunan penjualan tahu gejrot Cirebon sampai 80 persen.

Namun, Andri tetap berjualan seperti biasa di depan toko manisan Sinta Pasar Kanoman Cirebon. Budayawan Cirebon Akbarudin Sucipto mengatakan, sensasi makan tahu gejrot di atas piring yang terbuat dari tanah liat untuk mempertahankan rasa.

"Dari dulu memang sudah diciptakan seperti itu makan tahu gejrot di atas cobek atau piring terbuat dari tanah liat. Saya kira ini lebih kepada sensasi natural saja pakai cobek tanah liat agar rasa tahunya gejrotnya tidak hilang," kata Akbar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya