Cita-Cita Besar Penulis Buku Iqra KH As'ad Humam untuk Dunia Pendidikan Islam

Banyak orang yang terinsipirasi dari buku Iqra ciptaan KH As'ad Humam. Banyak orang yang mampu membaca Al-quran usai menggunakan buku Iqra. Namun begitu, sosok KH As'ad ternyata memiliki sisi lain. Seperti apa?

oleh Yanuar H diperbarui 15 Mei 2020, 12:00 WIB
Pekerja menyusun lembaran buku iqro di Kota Gede, Yogyakarta, (13/6). Selama bulan ramadan produksi tetap berjalan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang ingin belajar membaca alquran dengan cepat. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Liputan6.com, Yogyakarta Nama KH As'ad Humam penemu metode membaca Al-Quran Iqra dikenal di Nusantara bahkan ke luar negeri. Metode belajar membaca Al-Quran yang mudah ini telah mengentaskan buta baca Al-Qur'an seperti pendakwah Almarhum Ustaz Arifin Ilham.

"Tokoh yang sempat aktif dalam gerakan Iqra ini antara lain Ustaz Arifin Ilham, waktu itu beliau tinggal di Kalsel," kata Erweesbe Maimanati, putri KH As'ad, saat disambangi Liputan6.com, Selasa, 12 Mei 2020.

Fokus dakwah KH As'ad adalah dapat mengentaskan buta huruf membaca Al-Qur'an untuk Muslim di Tanah Air.

"Waktu itu relatif banyak umat Islam yang belum bisa membaca Al-Quran," katanya.

Ternyata buku Iqra bukanlah satu-satunya buku karangan KH As'ad Humam. Buku karya beliau selain Iqra adalah Tajwid Praktis, Materi Hafalan dan 'Alama Bil Qolam yang merupakan pelengkap dalam kegiatan belajar santri di Yayasan Team Tadarus AMM (Angkatan muda Masjid-Musholla).

Kepedulian KH As'ad terhadap masyarakat juga berkembang ke hal lain, seperti keprihatinan beliau terhadap anak-anak SD yang belum mampu membaca (Indonesia). Maka beliau pun menulis buku 'Bacalah', yang saat ini banyak digunakan di lembaga Taman Kanak-Kanak.

KH As'ad juga mengarang beberapa lagu Jawa, bahkan ada yang sempat viral waktu itu, yaitu yang berjudul Ngudi Agama (menuntut ilmu).

"Yo pra kanca ngudi agama (ayo teman kita menuntut ilmu agama), ben kita besok dadi wong utomo (agar besok kita menjadi orang yang utama). Bekti nyang wong tuo nyembah sing kuasa (Berbakti kepada orang tua danmenyembah kepada Tuhan). Yo ben petheng dhedet udan aku menyang (Walaupun gelap gulita, hujan, tapi aku tetap beerangkat menuntut ilmu), iblis sarta setan mesti tibo krengkangan (iblis dan setan pada jatuh semua). Akhire aku kabeh dadi wong kang menang (akhirnya kita semua menjadi orang yang menang)."

"Narasi 'Peteng dhedet (gelap gulita) aku menyang (aku berangkat) waktu itu mampu mengobarkan semangat anak anak untuk selalu datang mengaji," katanya.

KH As'ad merupakan orang yang kreatif dan mandiri. Walaupun kondisi tubuh KH As'ad yang kurang sempurna, tetapi ia memiliki seribu cara agar tidak harus menunggu bantuan untuk keperluan aktivitasnya.

"Bapak tidak suka merepotkan orang lain, maka beliau create perangkat kendaraan supaya bisa beliau kendarai. Sehingga untuk acara keluarga misalnya silaturahim ke luar kota yang dekat seperti Magelang, bapak sendiri yang pegang kemudi kendaraan kami," katanya.

Selain menulis buku, ternyata KH As'ad juga suka menulis kata-kata bijak sebagai renungan dan introspeksi diri. Kata-kata bijak itu ditulis dan tersimpan baik oleh keluarga.

"Ikhlas biasanya diam. Bicara bukan pertanda tidak ikhlas. Bicaralah yang benar atau diam."

"Pejuang sejati lebih mengutamakan misi daripada pribadi/organisasi. Dan kadang kita tersinggung hanya masalah pribadi, bukan misi. Astaghfirulloh," kata putri pecipta metode baca Iqra itu.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya