Karena Masalah Pribadi, Bos Nissan Amerika Utara Mengundurkan Diri

Presiden dan Kepala Nissan Amerika Utara, Jose Luis Valls secara resmi mengundurkan diri, Kamis, (14/5/2020) karena masalah pribadi. Telah dikonfirmasi oleh Nissan Motor, pengunduran diri terjadi sebelum rencana restrukturisasi akhir bulan ini.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Mei 2020, 14:01 WIB
Nissan akan membawa kasus pencatutan logo untuk kampanye Brexit di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden dan Kepala Nissan Amerika Utara, Jose Luis Valls secara resmi mengundurkan diri, Kamis, (14/5/2020) karena masalah pribadi. Telah dikonfirmasi oleh Nissan Motor, pengunduran diri terjadi sebelum rencana restrukturisasi akhir bulan ini.

Mulai efektif 15 Juni mendatang, pabrikan otomotif asal Jepang tersebut menegaskan, Jeremie Papin akan menjadi pengawas baru, seperti dilansir Reuters.

Merupakan Wakil Ketua Nissan Amerika Utara, Jeremie dinilai telah memahami kebutuhan konsumen di wilayah tersebut, sehingga pekerjaaan yang tertunda bisa berjalan dengan maksimal tanpa adaptasi lebih lama.

Sebelumnya, Nissan dikabarkan akan lebih fokus untuk pasar Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan membangun citranya kembali.


Kerugian Operasional

Selain itu, Nissan memperkirakan akan mengalami kerugian tahunan pertamanya dalam 11 tahun terakhir. Pasalnya, pembuat mobil asal Jepang ini, tengah berjuang untuk pulih dari penurunan penjualan karena pandemi Corona Covid-19 yang melemahkan permintaan di pasar roda empat.

Dalam sebuah pernyataan, pabrikan mobil terbesar kedua di Negeri Matahari Terbit ini memperkirakan kerugian operasional tahun ini mencapai 45 miliar yen, atau turun dari perkiraan sebelumnya yang diumumkan pada Februari 2020 dengan laba operasional sekitar 85 miliar yen.

 


Kinerja Keuangan Terburuk

Nissan juga memperkirakan rugi bersih sebanyak 95 miliar yen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya dengan laba 65 miliar yen.

Sementara itu, Nissan juga bersiap untuk kinerja keuangan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008, ketika membukukan kerugian operasi hingga 137,9 miliar yen.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya