Dibuka Menguat, Rupiah Malah Tertekan Jelang Siang

Nilai tukar rupiah bergerak melemah jelang siang hari.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Mei 2020, 11:17 WIB
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/5/2020), rupiah dibuka di angka 14.875 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.885 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah malah berbalik tertekan hingga ke 14.901 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.871 per dolar AS hingga 14.901 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,47 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.909 per dolar AS, menguat jika dibandingkan sebelumnya yang ada di angka 14.946 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan pergerakan aset berisiko pagi ini kelihatannya beragam, ada yang positif dan ada yang negatif.

"Ekspektasi masih memburuknya data-data ekonomi karena wabah telah memberikan tekanan turun untuk aset berisiko. Namun di sisi lain, mulai aktifnya perekonomian di beberapa negara pandemi memberikan sentimen positif ke pasar," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/5/2020).

 


Prediksi

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Ariston, rupiah mungkin masih bergerak di kisaran yang sama dengan sentimen yang saling menarik ini. Tapi dengan tingginya minat pasar terhadap obligasi, pemerintah Indonesia bisa mendukung penguatan rupiah hari ini.

Dari domestik, para analis memprediksi neraca perdagangan Indonesia April yang dirilis hari ini, akan defisit 200 juta dolar AS.

"Tapi ini mungkin bisa dimaklumi pasar karena kondisi ekonomi global juga belum bagus, jadi mungkin tidak terlalu berdampak ke rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS dengan potensi dukungan Rp15.000 per dolar AS.

Pada Kamis (14/5) lalu, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.865 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya