Mengenal Diplomasi Wolf Warrior China, Jurus Tangkal Kritik Soal Corona COVID-19

Diplomasi China mulai agresif di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Mei 2020, 15:02 WIB
Zhao Lijian, diplomat China yang disorot karena pernyataannya yang keras. Dok: Twitter Lijian Zhao @zlj517

Liputan6.com, Beijing - Gaya diplomasi China yang selama ini dinilai konservatif dan santun mulai terlihat tanda perubahan di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Diplomat China kini mulai menunjukan taringnya saat memberi pernyataan.

Ambil contoh Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China yang sempat menyebar teori konspirasi bahwa COVID-19 berasal dari Amerika Serikat.

Jubir lainnya, Hua Chunying, juga tak segan memakai nada agresif ke Amerika Serikat. Wanita itu tegas menolak investigasi Virus Corona COVID-19 yang ia nilai ada unsur manipulasi politik.

Ada pula Duta Besar China di Afrika Selatan yang mengklaim Virus Corona jenis baru ini bukanlah Made in China.

Media Partai Komunis China, yakni Global Times, mengakui ada perubahan gaya diplomasi China. Jurus yang China pakai disebut diplomasi Wolf Warrior (Prajurit Serigala).

Wolf Warrior adalah film laga yang populer di China.

Taktik diplomasi itu dilakukan karena China merasa dipojokan oleh negara Barat.

"Sejak dimulainya penyebaran Virus Corona jenis baru, Barat tidak segan-segan merendahkan usaha China melawan virus ini," tulis Global Times dalam artikel berjudul West feels challenged by China’s new ‘Wolf Warrior’ diplomacy.

Media China berkata diplomasi China pada dasarnya masih defensif. Namun, dijelaskan bahwa gaya diplomasi ini mencerminkan kebangkitan dan kepentingan China.

"Hari-hari saat China berada dalam posisi submisif sudah lama berlalu. Bangkitnya status China di dunia mengharuskannya menjaga kepentingan-kepentingan nasional dengan cara yang tegas," tulis Global Times.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kekuatan Ekonomi

Presiden China Xi Jinping saat mengunjungi kawasan industri otomotif di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China, Minggu (29/3/2020). Pemerintah China tengah berupaya memulai kembali industrinya setelah wabah virus corona COVID-19 mereda di negaranya. (Shen Hong/Xinhua via AP)

Pengamat menyebut China juga sempat asertif usai krisis finansial 2008.

China memang meyakini kekuatan mereka sedang berkembang dan Barat mulai menurun.

"Ini adalah hasil kepercayaan terhadap bangkitnya kekuatan mereka versus penurunan di barat," ujar Jude Blanchette, pakar China di CSIS AS, seperti dikutip Financial Times.

Meski demikian, Blanchette berkata kemungkinan China akan mengubah taktik "pendekar serigala" ini karena adanya kritikan.

Media China menyebut pengaruh China di dunia berkembang karena merangkul globalisasi, kerja sama multilateral, dan kekuatan pasar.

Kekuatan ekonomi China menjadi faktor penting.

"Kebijakan nasional China selalu memprioritaskan pengembangan ekonomi China merangkul globalisasi dan kerja sama multilateral. Tumbuhnya pengaruh China di dunia dapat banyak dikaitkan kepada internasionalisasi dan kekuatan pasar," tulis Global Times.

"Mungkin Barat khawatir dengan gaya diplomasi Wolf Warrior China karena hal itu tidak takut mengekspos wajah asli Barat," tutup artikel tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya