Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk tetap produktif selama di rumah. Hanya dengan bermodal ember, Anda bisa berkebun sekaligus membudidayakan ikan. Nama tekniknya disebut budikdamber.
Budikdamber terbilang masuk urban farming, yakni metode pertanian dengan konsep berkebun di lahan terbatas. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga dan bisa dijual bila berlebih.
Budikdamber saat ini membudidayakan kangkung dan pembesaran ikan lele. Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, budikdamber bisa dijalankan dengan satu ember besar berkapasitas 60 liter atau lebih untuk 60 ekor.
Baca Juga
Advertisement
Selain ember, bahan lain yang dibutuhkan adalah beberapa pot plastik air mineral, media tanam seperti arang, sekam, dan lainnya, serta kawat jemuran untuk pengait pot yang mudah didapatkan dari limbah rumah tangga. Barang-barang pendukung tersebut juga dapat dibeli melalui situs belanja daring.
Salah satu penggiat urban farming IAC-19, Putri Simorangkir, sudah mulai menguji coba sebanyak 14 ember dengan bibit ikan dan kangkung pada 14 RT di daerah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
"Jika hasilnya bagus, program akan kita perluas ke daerah perkotaan lain," ujar Putri saat mendampingi tim BNPB pada Rabu, 14 Mei 2020..
Program urban farming budikdamber itu juga sangat cocok diterapkan lintas masyarakat, khususnya bagi mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri selama pandemi COVID-19 dan memberi pengalaman baru.
Agnes Lourda Budhidarma selaku koordinator IAC-19 berpendapa, apabila program urban farming diikuti masyarakat banyak, dapat memberikan dampak lebih besar bagi kelangsungan hidup. Selain bertujuan sebagai modal ketahanan pangan, urban farming juga dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat.
Ketahanan Pangan
Senada dengan hal tersebut, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Wisnu Widjaja juga mengatakan, urban farming sangat mendukung dan mengapresiasi positif karena terbukti lebih banyak memberi manfaat bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Wisnu juga sepakat bahwa selain untuk mengisi aktivitas menumbuhkan gotong-royong, urban farming juga memperkuat ketahanan pangan dan kebutuhan gizi masyarakat. Ia berharap agar hal itu dapat melibatkan anak-anak sebagai generasi muda sehingga dapat jadi bekal pengetahuan mereka untuk masa depan lebih baik.
"Libatkan anak-anak sekolah juga untuk bagaimana mereka mencintai tanaman (pangan). Karena itu merupakan pembelajaran di alam, karena itu bagian dari pendidikan," kata Wisnu.
Ke depan, Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus mendukung upaya-upaya inovasi dan semangat masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengurangi penyebaran COVID-19.
"Saya kira idenya itu, sudah bagus sekali. Kami mendukung," tutup Wisnu.
Advertisement