Kisah Mualaf Jual Harta Benda Belasan Miliar Rupiah untuk Sedekah di Tengah Pandemi Corona

Seorang mualaf mendadak jadi perbincangan hangat di media sosial. Namanya Steven Indra Wibowo.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Mei 2020, 00:40 WIB
Laki-laki ini menjual harta benda pribadi senilai Rp 13 miliar untuk membantu penanganan Corona Covid-19

Liputan6.com, Yogyakarta Seorang mualaf mendadak jadi perbincangan hangat di media sosial. Namanya, Steven Indra Wibowo. Dia menjual harta bendanya yang bernilai belasan miliar. Lebih dari Rp 13 miliar jika dikalkulasi.

Dari penjualan dua rumah, sejumlah mobil, dan koleksi motor gedenya itu, ia membantu masyarakat di tengah pandemi Corona Covid-19.

Koh Steven, demikian sapaan akrabnya, memproduksi 48.000 baju hazmat yang dibagikan ke hampir 5.000 fasilitas kesehatan dan rumah sakit, pemasangan surgical glow ke 43.000 baju alat pelindung diri (APD) agar sesuai standar WHO, memproduksi 150.000 masker, 80.000 hand sanitizer, serta ratusan ribu paket makan dan puluhan ribu paket sembako.

“Saya beli mesin, saya taruh di rumah-rumah penjahit. Saya dan tim yang berkeliling. Penjahit tetap bekerja dari rumah dengan bahan yang kami beri,” ujar laki-laki yang juga menjabat sebagai Ketua Mualaf Center Indonesia ini.

Di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, ia mengontrak rumah di kawasan Maguwaharjo, Sleman. Pendistribusian bantuan yang nyaris mencakup seluruh wilayah Indonesia, membuatnya harus tinggal untuk sementara waktu di sebuah daerah. Sebelumnya, ia juga sempat menetap sementara waktu di Kebumen dan mengontrak rumah di sana.

Koh Steven juga tidak menampik upayanya menjual harta benda semula sempat dipertanyakan sang istri. Namun, ia memberi penjelasan dan akhirnya sang istri juga mendukung.

Menurut Koh Steven, harta adalah titipan Allah SWT, sehingga suatu saat pasti kembali ke tangan-Nya. Ia meyakini, cara harta kembali ke Allah SWT ada dua cara, yakni dipaksa karena musibah, atau mengembalikan dalam bentuk sedekah.

“Saya pilih yang cara kedua,” ucap laki-laki yang bekerja sebagai direktur eksekutif sebuah lembaga riset internasional terkemuka di Singapura ini.

Ia juga tidak merasa khawatir, hartanya akan habis karena menolong sesama. Lagipula, ia juga tidak takut jika kembali miskin. Lelaki berusia 38 tahun ini mengaku pernah menjadi orang yang tidak punya apa-apa dan tidak menjadi masalah.

Dalam menjalankan aksi kemanusiaannya ini, Koh Steven dibantu dengan rekan dan timnya, termasuk para anggota Mualaf Center Indonesia. Mereka berkoordinasi menyalurkan bantuan supaya tepat sasaran.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya