Penerapan Kampung Tangguh di Surabaya demi Tekan Penyebaran COVID-19

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa berharap kampung tangguh akan menjadi titik untuk mencegah secara signifikan terukur dan bisa menurunkan, bahkan menghentikan COVID-19 seperti di Bali.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Mei 2020, 21:30 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, pihaknya bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen M Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah telah sepakat untuk menerapkan kampung tangguh di Surabaya, Jawa Timur.

Hal tersebut guna menurunkan penyebaran COVID-19 di Kota Pahlawan sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Arahan Presiden diharapkan pada Mei penyebaran COVID-19 bisa landai bahkan turun. Kami melihat dinamika penyebaran di beberapa kota memang melandai, seperti Gresik. Di Sidoarjo juga melandai. Tapi angka di Surabaya masih meningkat," ujar Khofifah di Mapolda Jatim, Jumat (15/5/2020).

Selain itu, Khofifah juga mengungkapkan, Kapolda Jatim Irjen Pol Irjen M Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah telah menyiapkan tim pengampu dan tim asistensi untuk menyiapkan penerapan kampung tangguh di Surabaya.

"Harapannya untuk melakukan penguatan, mencegah bahkan menghentikan penyebaran COVID-19. 48 persen penyebaran COVID-19 di Jatim berasal dari Surabaya," kata dia.

Mantan Menteri Sosial itu juga berharap kampung tangguh akan menjadi titik untuk mencegah secara signifikan terukur dan bisa menurunkan, bahkan menghentikan COVID-19 seperti di Bali.

"Bali menjadi role model. Karena pecalang per RT, RW sangat efektif di sana. Yang kami bahas di Malang adalah kampung tangguh yang berbasis RT. Kami harap RT/RW di Surabaya menyiapkan format yang bisa mengefektifkannya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemkot Surabaya Gencar Gelar Rapid Test di Pasar Tradisional

Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggelar rapid test massal atau tes cepat deteksi Corona COVID-19 untuk memisahkan mana warga yang negatif dan reaktif COVID-19. Salah satu tempat yang jadi target yaitu pasar tradisional di Surabaya, Jawa Timur.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita menuturkan, pihaknya telah menggelar rapid test massal di sejumlah pasar Surabaya di antaranya Pasar Genteng, Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Keputran.

"Kami terus menerus menggelar rapid test massal dengan tujuan agar dapat memisahkan mana warga yang negatif dan reaktif COVID-19. Bagi mereka yang reaktif, langsung kita tempatkan di hotel agar terpisahkan dari yang negatif itu sampai hasil swabnya keluar," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 15 Mei 2020.

Untuk hasil rapid test di Pasar Genteng Surabaya, dari total 50 pedagang yang ikut rapid test 25 dinyatakan reaktif, sedangkan Pasar Keputran dari 50 orang yang ikut rapid test ada 15 pedagang reaktif.

Selain itu, lanjut dia Febria menyebut rapid test massal dilakukan agar dapat menekan angka penularan COVID-19 dan kurvanya semakin menurun.

"Saat ini terlihat banyak karena kita baru punya rapid test. Test PCR-nya juga bertambah di Institute of Tropical Disease (ITD) Rumah Sakit Premiere dan Rumah Sakit Adi Husada," tutur dia.

Meski begitu, kata dia pihaknya juga berharap masyarakat tetap menjaga diri dengan meningkatkan kedisiplinannya, terutama tetap menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik, menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

"Disiplin pakai masker, menghindari gerombolan, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, perilaku hidup bersih dan sehat harus dilaksanakan," ujar dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya