Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) ditutup sedikit naik pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta), tetapi indeks utama menutup pekan ini dengan kerugian signifikan antara sejumlah laporan ekonomi yang suram dan meningkatnya ketegangan antara China dan AS.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/5/2020), Dow Jones Industrial Average naik sebesar 60,08 poin, atau 0,25 persen, menjadi 23.685,42, tetapi mengakhiri pekan dengan turun 2,65 persen. Sebelumnya, rata-rata 30 saham turun lebih dari 270 poin.
Sementara S&P 500 menyelesaikan sesi hari Jumat dengan naik 0,39 persen menjadi 2.863,70. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,79 persen dan ditutup pada 9.014,56.
Baca Juga
Advertisement
Namun untuk minggu ini, Nasdaq Composite dan S&P 500 masing-masing turun 1,1 persen dan 2,2 persen, mencatat minggu terburuk sejak Maret.
“Mengingat banyaknya ketidakpastian tentang krisis yang masih membayangi ini, kita seharusnya tidak terkejut dengan kemunduran yang kita lihat di pasar minggu ini,” kata Scott Knapp, Kepala Strategi Pasar di CUNA Mutual Group.
Penjualan ritel bulanan AS turun 16,4 persen pada bulan April dan menjadi sebuah rekor. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan penurunan 12,3 persen.
Ketegangan AS-China
Saham awalnya jatuh pada data ritel. Sentimen pasar juga terpukul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan AS.
Trump akan memblokir pengiriman semikonduktor ke perusahaan China Huawei. Departemen Perdagangan mengatakan akan secara strategis menargetkan akuisisi semikonduktor Huawei yang merupakan produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS tertentu.
Sementara itu, Hu Xijin, pemimpin redaksi publikasi pemerintah China Global Times, dala kicauannya di Twitter mengatakan bahwa Cina akan membatasi atau menyelidiki perusahaan-perusahaan AS termasuk Qualcomm, Cisco Systems dan Apple jika AS mengambil tindakan lebih lanjut untuk memblokir rantai pasokan Huawei.
Advertisement