Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan nutrisi dan energi anak hingga usia enam bulan tidak dapat tercukupi hanya dengan pemberian air susu ibu (ASI). Kebutuhan makan anak semakin berkembang sedangkan pemberian ASI sudah tidak bisa mencukupi lagi saat anak berusia di atas enam bulan.
Karena itu, pada usia 6 bulan dan seterusnya, anak akan diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) guna membantu memenuhi kebutuhan gizi anak tersebut.
Periode emas atau 1.000 hari pertama kehidupan merupakan fase krusial dalam pertumbuhan anak, suatu masa ketika otak anak sedang berkembang sangat pesat yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Pada periode ini, makanan ataupun asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh seorang anak berperan sangat penting selama periode emas, agar tumbuh kembangnya optimal.
Baca Juga
Advertisement
"Bukan berarti setelah 1.000 hari pertama otak anak tidak berkembang lagi. Mereka tetap akan berkembang, tapi tidak akan sepesat di 1.000 hari pertama, jadi itu masa yang sangat krusial bagi anak, terutama dalam hal makanan," terang dokter spesialis anak dr. Miza Dito Afrizal, SpA, Bmedsci, MKes.
Hal itu dikemukakan di acara Johnson’s Expert Class yang dilakukan secara virtual (maya) dan mengulas topik mengenai “Pentingnya Gizi Pada Periode MPASI” pada Jumat, 15 Mei 2020. Ini merupakan program edukasi ketiga yag diselenggarakan dalam masa pandemi dan kali ini dihadiri oleh Tasya Kamila yang memandu sesi diskusi.
"Kami selalu menginisiasi berbagai rangkaian kegiatan yang dapat mengedukasi para orangtua, dimana salah satunya adalah Johnson’s Expert Class ini. Sehingga kami dapat mendukung dan membantu para orangtua Indonesia untuk menjaga kesehatan ataupun merawat anak melalui beragam insiatif yang kami lakukan," jelas Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Tasya yang baru saja merayakan ulang tahun pertama putranya ini menanyakan cara yang tepat dalam memberikan MPASI pada anak. Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), strategi pemberian MPASI pada anak terbagi atas empat bagian.
Pertama, harus tepat waktu, dimana MPASI mulai diberikan pada anak berusia 6 bulan. Kedua, adekuat, yang berarti makanan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak.
Ketiga, harus aman higienis. MPASI harus dipersiapkan dengan cara yang aman, dan terjamin kebersihannya. Dan keempat, diberikan secara responsif, dimana MPASI harus diberikan dengan melihat tanda apakah anak tersebut lapar atau kenyang.
Mencegah Malnutrisi
Dokter Miza menambahkn, pemberian MPASI, orangtua harus memperhatikan nutrisi penting yang dibutuhkan agar dapat mencegah terjadinya malnutrisi. Dalam makanan yang dikonsumsi seorang anak, sebaiknya mengandung empat nutrisi penting.
"Ada karbohidrat yang merupakan sumber energi, protein (utamakan protein hewani), lemak, dan buah atau sayur dalam jumlah sedikit sebagai bentuk pengenalan kepada anak. Tapi serat pada MPASI sebaiknya dibatasi, karena kalau berlebihan bisa menyebabkan sembelit," tuturnya pada Liputan6.com.
Empat nutrisi penting ini dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan. Karbohidrat pada MPASI dapat diperoleh dengan mengonsumsi beras, kentang, ubi, atau gandum. Sementara protein terbagi atas dua, yaitu protein nabati yang dapat diperoleh dari telur, daging, ayam, ikan, dan udang.
Protein nabati bisa diperoleh dari tempe dan tahu. Minyak, mentega, dan santan dapat diberikan dalam MPASI sebagai sumber lemak dan penambah kalori. Dan serat didapat dari konsumsi sayuran dan buah-buahan.
"Hindari memakai MSG atau penyedap rasa. Lebih baik pakai kaldu karena rasanya hampir sama tapi lebih sehat. Memang kita harus repot sedikit, yang terpenting anak kita sehat dan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik," ucap dokter Miza.
Advertisement