Jakarta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan segera menentukan nasib Shopee Liga 1 2020. Dalam hal ini, mereka bakal mendengarkan pendapat klub.
PT LIB akan lebih dulu mengadakan pertemuan bertajuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada Senin (18/5/2020). Satu di antara pembahasan adalah mengenai nasib Shopee Liga 1 musim ini.
Advertisement
Sementara itu, PSSI juga bakal menyelenggarakan rapat Komite Eksekutif (Exco) lanjutan setelah rapat pertama pada 12 Mei lalu tidak menghasilkan keputusan yang siginifikan terkait masa depan kompetisi.
Nantinya, rapat PSSI berikutnya akan digelar setelah pengumuman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai masa Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia yang akan berakhir pada 29 Mei 2020.
Jika BNPB memperpanjang status tersebut, PSSI akan membatalkan Shopee Liga 1. Jika status tersebut berakhir sesuai jadwal, kompetisi bisa dilanjutkan pada 1 Juli 2020.
Lantas, bagaimana sikap sejumlah klub Shopee Liga 1 mengenai nasib kompetisi? Berikut Bola.com merangkum pendapat dari lima klub besar:
Persib Dukung Shopee Liga 1 Dilanjutkan
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, masih berharap Shopee Liga 1 masih bisa dilanjutkan pada tahun ini. Arsitek asal Belanda itu bahkan enggan berpikir kompetisi dibatalkan dan baru dimulai kembali pada tahun depan.
"Kami berharap kompetisi dapat kembali dimulai pada Juli 2020. Jika status tersebut tidak diperpanjang, kami bisa kembali berlatih pada Juni 2020," ujar Robert.
"Bahkan, saya tidak berpikir kompetisi akan dibatalkan. Saya optimistis dengan skuad yang ada untuk melanjutkan kompetisi,” jelas mantan pelatih PSM Makassar tersebut.
Keinginan Robert sejalan dengan pemikiran manajemen Persib yang diwakili oleh Umuh Muchtar. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) itu bahkan mendukung kelanjutan kompetisi sekalipun tanpa penonton.
"Kalau jalan ya Alhamdulillah. Kalau tanpa penonton, orang-orang bisa pada menonton di televisi. Minimal ada hiburan," imbuh Umuh.
"Kita juga harus antisipasi, untuk pengecekan kesehatan semua, dicek secara rutin, baik saat latihan maupun jelang pertandingan. Insya Allah, kalau Persib tinggal menunggu bagaimana keputusan PSSI saja," kata Umuh.
Advertisement
Beda Sikap Manajemen Persija dengan Tim Pelatih
Sikap berbeda ditunjukkan oleh manajemen dan tim pelatih Persija Jakarta. Ferry Paulus selaku direktur olahraga tim berjulukan Macan Kemayoran itu menyerahkan kelanjutan Shopee Liga 1 kepada PSSI.
"Kami tahu masyarakat Jakarta atau yang di luar Jakarta khususnya The Jakmania sangat mencintai Persija. Akan tetapi, kami harus mengikuti keputusan pemerintah dalam memerangi virus corona. Semua ini untuk kebaikan kita bersama," imbuh Ferry Paulus.
Sementara itu, pelatih Persija, Sergio Farias, berharap Shopee Liga 1 dapat kembali diputar. Arsitek asal Brasil itu sudah tidak sabar melanjutkan kiprahnya bersama Macan Kemayoran.
"Jika ada kendali Virus Corona dan semua sudah bisa teratasi, kita harus bermain di liga untuk menghormati para penggemar. Ini pendapat saya untuk masalah kompetisi," kata Sergio Farias seperti yang tertulis di Instastory miliknya, @sergiofarias92.
"Harapan saya sama dengan semua orang yang ingin kembali bekerja, kembali disibukkan dengan sepak bola," jelas mantan pelatih Pohang Steelers tersebut.
Persebaya antara Patuh dan Tak Patuh
Persebaya Surabaya akan mengikuti keputusan PSSI mengenai kelanjutan PSSI. Namun, tim berjulukan Bajul Ijo itu cenderung tidak setuju jika Shopee Liga 1 kembali diputar saat pandemi virus corona belum kelar.
"Persebaya akan mematuhi keputusan PSSI. Ini situasi yang tidak diinginkan semua stakeholder sepak bola di Indonesia, baik klub, pemain, pelatih, dan ofisial. Semua pihak harus memahami dan menerima," ujar manajer Persebaya, Candra Wahyudi.
"Dari awal sudah saya sampaikan, kalau seandainya kompetisi tidak bisa dilanjutkan, tidak usah dipaksakan. Bermain di tengah pandemi tentu sangat tidak ideal. Namun, akan lebih baik ada turnamen penganti dari kompetisi yang dibatalkan. Ini supaya kualitas pemain tetap terjaga, fisik mereka juga," timpal pelatih Persebaya, Aji Santoso.
Aji mengusulkan untuk mengganti kompetisi dengan turnamen. Asalkan, digelar setelah wabah virus corona mereda.
"Kalau tidak ada kegiatan kompetisi atau turnamen, pasti kualitas pemain akan mengalami penurunan. Akan sangat disayangkan. Jadi, saya sangat setuju kalau misal kompetisi berhenti dan diganti dengan turnamen," ucap Aji.
Advertisement
Usulan Menarik dari Pelatih Bali United
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, memberikan usulan jika Shopee Liga 1 kembali dilanjutkan. Format kompetisi nantinya bisa berubah dengan memainkan satu putaran dan menggunakan format delapan besar.
Teco merasa opsi mengganti kompetisi dengan turnamen tidak tepat. Sehingga, mantan pelatih Persija Jakarta ini mendukung kompetisi tetap berjalan jika virus corona telah mereda.
"Kompetisi lebih bagus dibanding turnamen. Tapi mungkin, formatnya akan berbeda. Bermain satu putaran saja dan tiga tim terbawah degradasi," ucap Teco.
"Delapan tim teratas bisa lolos ke babak delapan besar, empat besar, dan kemudian final. Pertandingan akan lebih sedikit dibandingkan harus bermain sebanyak dua putaran," tuturnya.
Saran untuk Setop Kompetisi dari Arema FC
General Manager (GM) Arema FC, Ruddy Widodo, menolak dikatakan sebagai pihak yang mendukung penyetopan kompetisi. Tim berjulukan Singo Edan ini disebutkannya hanya menyarankan Shopee Liga 1 untuk dibatalkan.
"Arema FC tidak pernah mengirim surat secara resmi untuk meminta kompetisi dihentikan. Kalau dimintai usul iya, karena itu kesimpulan dari hasil diskusi teman-teman di grup manajer. Jadi, kami mengirim surat resmi untuk digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham PT Liga Indonesia Baru untuk membahas, di mana satu poin di antaranya tentang kemungkinan penghentian kompetisi," imbuh Ruddy.
Klub berlogo singa mengepal ini pesimistis kompetisi bakal bisa kembali digelar sesuai rencana awal PSSI. "Menurut saya kok sepertinya tidak bisa dilanjutkan dalam waktu dekat," kata Ruddy.
Menurut Ruddy, ada sejumlah alasan di balik rasa pesimistisnya tersebut. Satu di antaranya, sambung pria berusia 48 tahun ini, adalah masih belum tuntasnya upaya-upaya penanggulangan virus corona.
"Malang ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai 30 Mei 2020. Ini paling cepat. Kita doakan saja kurva penyebaran virus corona sudah menurun. Kalau belum menurun dan BNPB menambah masa tanggap darurat bencana, berarti kan liga tidak bisa dimainkan sesuai rencana," imbuh Ruddy.
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa/Endo,published 17/5/2020)
Advertisement