Penyandang Disabilitas Paling Terdampak Pandemi Corona, Tapi Terlupakan

Pandemi Corona bukan hanya membawa dampak kepada para pengusaha dan karyawan, namun juga bagi penyandang disabilitas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 17 Mei 2020, 14:59 WIB
Trans Jakarta menyediakan Bus TJ Care, Balaikota, Jakarta, Senin (17/4). Bus ini berfungsi untuk mengantarkan penyandang disabilitas dari rumah ke halte disabilitas dan sebaliknya. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona bukan hanya membawa dampak kepada para pengusaha dan karyawan, namun juga bagi penyandang disabilitas. Kelompok berkebutuhan khusus itu dinilai sebagai yang paling terpukul akibat wabah Corona, tapi seringkali terlupakan.

"Jika kita bicara tentang dampak pandemi Covid-19 ini seringkali orang melupakan bahwa ada yang paling terdampak di sekitar kita. Kita semua susah betul, pengusaha susah, karyawan susah. Tetapi ada yang paling susah daripada kita yaitu, teman-teman disabilitas," ujar Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jawa Timur Pinky Saptandari dalam video conference BNPB, Minggu (17/5/2020).

Menurut dia, para penyandang disabilitas banyak yang kehilangan pekerjaan karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengatasi wabah Corona. Khususnya, pekerjaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

"Misalnya tunanetra yang pekerjaannya memijat, 2 bulan ini mereka tidak memijat lagi. Ini contoh, maaf bagaimana kalau kita bicara dampaknya. Barangkali yang harus kita pikirkan mereka yang paling terdampak," tutur Pinky.

Bahkan, para difabel yang pekerjaannya tidak bersentuhan dengan masyarakat pun ikut terkena dampak. Seperti pekerja bengkel ataupun tukang sablon. Pasalnya, kondisi PSBB membuat masyarakat mengurangi aktivitasnya di luar rumah.

"Info yang teman di bengkel tadi, dia mempunyai bengkel khusus roda 3 bagi mereka yang disabilitas. Itu sekarang kondisinya sudah harus sampai meloakkan barang-barang sparepart yang tidak terpakai," tutur Pinky terkait dampak wabah Corona ke penyandang disabilitas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Indonesia Timur

Executive Director Yayasan Plan Internasional Indonesia Dini Widiastuti menyebut banyak penyandang disabilitas di wilayah Indonesia Timur yang kehilangan mata pencariannya karena wabah corona. Misalnya, mereka yang membuka warung kecil-kecilan atau bekerja sebagai tukang sol sepatu.

Dini mengaku pihaknya telah memberikan pelatihan pembuatan masker kepada beberapa difabel. Nantinya, masker tersebut dapat dijual kepada masyarakat sehingga dapat membantu perekonomian mereka.

"Kalau menunggu bantuan dari pemerintah kabarnya sekarang baru pendataan, mereka belum dapat. Jadi mereka harus juga berdaya agar bisa bangkit sendiri," ucap Dini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya