Dampak Wabah Corona, Kasus Bunuh Diri di Jepang Menurun

Wabah corona yang mengancam jiwa khalayak banyak justru membuat orang Jepang berpikiran bahwa hidup ini layak dijalani.

oleh Henry diperbarui 18 Mei 2020, 15:01 WIB
Seorang pria mengenakan masker mengambil gambar pohon sakura di taman Ueno di Tokyo, Jepang (12/3/2020). Di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, ahli meteorologi memprediksi bunga sakura mulai mekar sekitar 17 Maret di Tokyo. (AFP/Philip Fong)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 memang sudah menyebabkan banyak korban meninggal dunia. Bukan itu saja, banyak yang kehilangan pekerjaan atau penghasilannya berkurang.

Meski begitu, harus diakui ada beberapa sisi positif selama wabah Corona melanda banyak negara, termasuk di Jepang. Salah satunya, angka kematian bunuh diri di Jepang menurun.

Seperti dilansir dari SoraNews, di Jepang ada namanya 'jinshin jiko' yang artinya 'cedera pribadi' dan salah satu caranya seperti menabrakan diri pada kereta.

Peristiwa tragis ini biasanya terjadi pada musim semi, saat sekolah-sekolah, perkantoran dan bisnis sudah aktif kembali. Biasanya di saat seperti inilah angka bunuh diri tinggi.

Alasan tekanan pekerjaan, ketakutan, serta emosional akan kembali ke tempat yang berulang, keterpaksaan membuat banyak orang gelap mata.

Namun, pandemi corona dalam beberapa bulan terakhir membuat orang-orang untuk tetap di rumah saja. Wabah corona yang mengancam jiwa khalayak banyak justru membuat orang-orang berpikiran bahwa hidup ini layak dijalani.

Dengan berlindung diri di rumah demi terhindar dari corona, membuat orang sedikit untuk bersekolah dan bekerja ke kantor.  Ini juga membuat berkurangnya interaksi dengan orang-orang kantor, terhindar dari intimidasi kerja, serta orang-orang yang mempunyai figur otoritas yang bisa merusak mental seseorang.


Angka Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Hal-hal tersebut diyakini membuat tekanan sedikit berkurang sehingga kencenderungan untuk menyakiti maupun bunuh diri juga ikut berkurang.

Menurut statistik kementerian Jepang, pada 2019 sebanyak 1.814 orang memutuskan mengakhiri nyawa mereka. Namun untuk April 2020, jumlahnya turun 19,8 persen, menjadi 1.455 orang.

Dan ini merupakan angka terendah untuk April setidaknya dalam lima tahun terakhir. Jadi, kalau boleh kita mengambil sisi baik dari pandemi corona, setidaknya angka kematian bunuh diri berkurang di Jepang.

Serta kesehatan mental dan rasa menghargai kehidupan timbul karena ada waktu untuk berdiam diri dan terhindar dari orang-orang yang merusak mental.


Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya