Dahkan Iskan: Berbisnis Lawan BUMN, Rakyat Pasti Kalah

Dominasi BUMN di sektor ekonomi dan industri justru akan membuat rakyat menjadi korban.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2020, 13:50 WIB
Dahlan Iskan dan Yusril Ihza Mahendra usai mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/6/2015). Dahlan diperiksa sebagai saksi dalam dugaan korupsi pengadaan BBM High Speed Diesel PT PLN tahun 2010. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tak setuju apabila BUMN terlalu mendominasi di segala sisi ekonomi. Dominasi BUMN justru akan membuat rakyat menjadi korban.

"Bahwa sebetulnya Presiden salah mengangkat saya menjadi Menteri BUMN, karena pada dasarnya Saya kurang setuju BUMN itu terlalu dominan. Negara itu kan didirikan untuk menyejahterakan rakyat, bukan untuk berbisnis," ujarnya melalui Video Conference, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Dahlan melanjutkan, seharusnya rakyat yang diberi kesempatan untuk menjalankan bisnis sehingga negara tak perlu bersaing dengan rakyat mencari keuntungan.

"Yang berbisnis kan seharusnya rakyatnya, bukan negara. Lha kok rakyatnya yang mau sejahtera lewat bisnis disaingi oleh negara, pasti rakyatnya kalah," jelasnya.

Kegelisahan tersebut sudah pernah disampaikan Dahlan saat dirinya diangkat menjadi Menteri BUMN pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun Presiden SBY mengatakan BUMN merupakan salah satu aset peninggalan Belanda yang harus diteruskan.

 


Perbaiki Kinerja BUMN

Dahlan Iskan memberikan keterangan pers usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (17/6/2015). Dahlan diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan 16 mobil listrik di 3 perusahaan milik BUMN. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Dia pun akhirnya memiliki misi memperbaiki kinerja BUMN dan menjadikan BUMN melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian, rakyat tetap bisa berperan dalam menjaga keberlangsungan BUMN.

"Saya punya misi pada akhirnya BUMN harus jadi perusahaan publik agar dimiliki rakyat. Tetapi tidak bisa begitu saja, harus diperbaiki dulu performance harus lebih baik. Semua harus lebih baik baru kemudian go public," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya