Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) siap ikut serta menjaga ketahanan pangan nasional. Saat ini, Humbahas sedang memasuki musim panen padi.
Hasil pengubinan diperkiraan 6,24 ton per hektare (ha) dengan luasan 80 ha sudah siap panen di Desa Bonan Dolok. Untuk pertanaman musim kedua pada bulan Mei, Kabupaten Humbahas memprioritaskan penanaman bawang merah dan jagung.
Advertisement
Ini diungkapkan Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor. Kabupaten ini menjadi salah satu yang turut serta dalam acara video conference yang diselenggarakan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka Gerakan Percepatan Tanam yang dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ( SYL ), Gubernur NTT, 22 Bupati dan 77 titik Kabupaten waktu lalu.
“Saat ini di Humbang Hasundutan terdapat lahan sekitar 50.000 ha yang dapat diolah menjadi lahan tanaman padi gogo, jagung, maupun holtikultura,“ jelas Dosmar di Humbahas.
Dia mengaku pihaknya saat ini membutuhkan penambahan eskavator. Walau telah menerima eskavator dari Kementan sekitar 11 unit tapi alat tersebut masih kurang.
"Harapan kami pada momen ini, kebetulan saya sedang bersama petani, kalau boleh Pak Menteri agar kami bisa dibantu, biar lahan kami boleh dibuka kembali sehingga lahan pertanian boleh bertambah luas dan padi gogo sekarang menjadi komoditi terbaru di Humbahas karena hasilnya sangat luar biasa” ujar Dosmar.
Lebih lanjut, Bupati Humbahas menjelaskan bahwa Pemerintah Kabuoaten Humbahas telah melakukan refocusing anggaran untuk penanganan dampak covid-19 di Kabupaten Humbang Hasundutan yang dipergunakan dalam rangka ketahanan pangan melalui pemberian bantuan pengolahan gratis, bantuan benih/bibit dan pemberian pupuk.
Namun demikian, di tengah pandemi virus corona, Humbahas siap menjaga ketahanan pangan nasional. “Bibit jagung dan bawang merah diberikan secara gratis. Pemberikan insentif berupa pembebasan biaya pengolahan lahan petani secara gratis melalui excavator 11 unit dan traktor 63 unit," kata Dosmar.
Sebelumnya dalam video conference bersama kepala daerah dalam rangka gerakan percepatan tanam padi dan jagung, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengucapkan terimakasih kepada seluruh Pemerintah Daerah yang dapat hadir dalam pertemuan secara daring tersebut.
Dengan demikian dapat bertatap muka langsung dengan Gubernur dan Bupati yang berada langsung di lokasi lahan pertanian untuk melaksanakan panen padi bersama dan melihat kondisi ketersediaan pangan didaerah masing-masing yang diharapkan kondisi pangan di Indonesia dapat terjaga dengan baik.
"Persiapan pangan atas dampak covid-19 ini agar menjadi perhatian serius kita semua. Diminta kepada Gubernur bersama Bupati bahu membahu dan bergotong royong dalam menjaga ketersediaan pangan Indonesia. Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG akan terjadi kemarau panjang," ujarnya.
"Agar segera dipersiapkan lahan-lahan pertanian. Lahan yang telah panen untuk segera dilakukan persiapan penanaman,“ pinta SYL, sapaan akrab Mentan Syahrul.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan gerakan percepatan tanam ini sesuatu yang tidak bisa ditawar. Hal ini mengingat rekomendasi FAO tentang ancaman krisis panjang akibat musim kemarau yg diprediksi akan terjadi pada puncak Agustus 2020.
Kementan menargetkan luas tambah tanam padi periode April – September 2020 seluas 5,62 juta hektar yang dapat menghasilkan beras sebanyak 15,05 juta ton.
"Untuk itu, pertanaman padi bulan Mei sampai dengan September 2020 harus dioptimalkan agar target luas tambah tanam itu tercapai. Gerakan tanam serentak ini pasti bisa mewujudkan hal tersebut. Jika skema ini berjalan dengan baik, stok beras kita pastikan aman hingga akhir tahun 2020," tegas Suwandi.