Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan bank BUMN menjadi tonggak penyelamat ekonomi di masa pandemi Virus Corona saat ini. Bank BUMN, menurutnya bisa menjadi penyelamat karena memiliki kebijakan untuk merestrukturisasi kredit pelaku usaha.
"Bank BUMN yang peranannya terbesar, dengan cara ya semua orang sudah tahu bahwa bagaimana kredit kredit direschedule, bukan dihapus, bukan dipotong, tetapi pembayaran cicilannya yang ditunda, dan nanti pembayarannya lebih panjang," ujar Dahlan dalam Video Conference, Jakarta, Senin (18/5/2020).
Advertisement
Langkah bank BUMN seperti BRI juga perlu dicontoh oleh bank lainnya. Di mana BRI menyalurkan pinjaman dengan bunga murah.
"Apalagi bisa seperti BRI yang bisa mendapatkan pinjaman baru baru ini dengan sangat besar dan bunga murah. Bank-bank lain bisa mengikuti BRI untuk mencari dana sebesar-besarnya dengan semurah murahnya," jelasnya.
Dia melanjutkan, bank BUMN dalam memberikan pinjaman juga melakukan restrukturisasi harus melihat jenis usaha yang dilakukan oleh peminjam dana. Sehingga pengusaha berorientasi ekspor misalnya, bisa mendapatkan prioritas pinjaman.
"Kalau bisa masih tetap menyalurkan kredit untuk pengusaha pengusaha tertentu. Misalnya pengusaha yang mampu ekspor. Jadi menurut pendapat Saya sekarang ini, kita memang harus berpihak kepada para pengusaha tetapi juga kita lihat peran pengusaha itu dalam menjaga ekonomi nasional," jelasnya.
"Menurut saya yang nomor satu adalah eksportir yang harus betul-betul dijaga jangan sampai perusahaan perusahaan eksportir ini kolaps. Karena begitu kolaps, bukan hanya perusahaan itu yang sulit, tetapi juga kita semua sulit," sambungnya.
Harus Punya Daftar Perusahaan Ekspor
Dahlan melanjutkan, bantuan pinjaman kepada eksportir harus diutamakan untuk menjaga jaringan dengan dunia internasional tetap berjalan dengan baik. Sehingga jalur ekspor tetap terjaga.
"Pertama, Network mereka di internasional hilang, akses mereka di internasional hilang, kemudian jalur logistik di dalam negeri hilang, sistemnya hilang, maka kita penyesalannya akan sangat luar biasa (jika tak ada pinjaman)," jelasnya.
Dia meminta pemerintah bersama bank BUMN harus memiliki daftar perusahaan yang layak mendapat pinjaman. Termasuk jenis dukungan yang harus diberikan oleh pemerintah maupun bank.
"Sebaiknya pemerintah harus punya daftar perusahaan eksportir yang harus dijaga agar jangan sampai ini kolaps, termasuk dukungan apa yang harus diberikan," paparnya.
Kemudian, prioritas lain adalah memetakan perusahaan yang dapat menekan ketergantungan impornya. "Prioritas kedua adalah perusahaan yang mampu mengurangi impor, yaitu yang substitusi impor juga harus dijaga," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement