ILO: 90 Persen Perusahaan di Indonesia Alami Masalah Keuangan

Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengeluarkan survei perusahaan terbaru selama masa pandemi virus corona (Covid-19)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Mei 2020, 20:06 WIB
Pekerja menyelesaikan jahitan pakaian di kawasan sentra konveksi Kampung Bulak Timur, Cipayung, Depok, Kamis (9/5/2019). Awal bulan puasa hingga seminggu menjelang lebaran merupakan masa kesibukan penyelesaian jahitan di kawasan yang dihuni ratusan pelaku UMKM konveksi ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengeluarkan survei perusahaan terbaru selama masa pandemi virus corona (Covid-19). Didapatkan bahwa dua dari tiga perusahaan yang disurvei di Indonesia telah menghentikan operasi usahanya, baik secara sementara maupun permanen, lantaran pendapatan semakin anjlok.

Fakta lainnya, lebih dari seperempat perusahaan melaporkan kehilangan lebih dari setengah pendapatan mereka.

Laporan penelitian tersebut juga mengungkapkan, 90 persen perusahaan mengalami masalah keuangan, yang membutuhkan dukungan mendesak dari pemerintah dalam arus kas agar dapat bertahan. 

Selanjutnya, sekitar 63 persen perusahaan yang disurvei telah mengurangi jumlah pekerja, dan banyak perusahaan lainnya berencana melakukan hal yang sama.

Direktur ILO untuk Indonesia Michiko Miyamoto mengatakan, wabah virus corona telah membuat banyak pekerja harus menjalani cuti atau kehilangan pekerjaan. Akibatnya, pandemi telah menghilangkan pendapatan jutaan rumah tangga yang mengancam kesejahteraan mereka.

"Kita memerlukan tindakan tripartit yang terkoordinasi untuk membantu mengurangi dampak pandemi terhadap perusahaan, pekerja dan keluarga mereka," kata Michiko Miyamoto dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Senin (18/5/2020).

 


Soroti Kebijakan Jokowi

Ratusan buruh menggelar aksi demo di kawasan industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11/2015). Buruh menuntut dicabutnya Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Dia lantas menyoroti rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan kembali membuka perekonomian lewat skenario new normal. Perlindungan pekerja disebutnya menjadi hal yang mendesak.

Sebab menurutnya, saat ini kurang dari 40 persen perusahaan yang melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada pegawainya sebelum bekerja. Sementara lebih dari 30 persen usaha tidak dapat memastikan jarak fisik yang memadai diantara para pekerjanya. 

"Hingga pengobatan dan vaksinasi tersedia, pencegahan penyebaran Covid-19 dan perlindungan pekerja dari infeksi di tempat kerja menjadi permasalahan penting. Panduan yang jelas menjadi krusial," serunya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya