Kisah Wanita yang Menyusui Para Bayi Korban Serangan RS Bersalin Afghanistan

Dengan dukungan dari suami, yang setuju untuk menjaga bayi mereka di rumah, Firoonza pergi ke rumah sakit anak terdekat, Ataturk Children's Hospital -- di mana ada 100 perempuan dan anak-anak dievakuasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mei 2020, 03:01 WIB
Sebuah ruangan rumah sakit rusak usai serangan di Kabul, ibu kota Afghanistan (12/5/2020). Sebanyak 18 orang, termasuk tiga penyerang, tewas dan 17 orang lainnya terluka setelah dua ledakan dan penembakan di rumah sakit bersalin tersebut. (Xinhua/Rahmatullah Alizadah)

Liputan6.com, Afghanistan Namanya Firoonza Omar. Perempuan ini berada di rumah ketika dirinya mendengar serangan menghantam sebuah rumah sakit di Afghanistan.

Kelompok militan menyerang rumah sakit bersalin Dasht-e-Barchi di ibu kota Afghanistan, setidaknya 24 orang tewas termasuk bayi, ibu mereka dan sejumlah perawat. Lantas ia terpikir dengan bayi-bayi itu.

"Saya sendiri juga sedang menyusui anak dan menjadi emosional. Saya dapat merasakan kepahitan yang dirasakan oleh bayi-bayi ini," ujar perempuan yang berusia 27 tahun ini. Firoonza juga merupakan psikiater seperti dikutip dari BBC, Selasa (19/05/2020). m .//./.

Sebagai seorang ibu dari bayi yang berusia empat bulan, dirinya memutuskan untuk membantu dan menjadi sukarelawan untuk membantu bayi yang kehilangan ibu atau cidera. 

Dengan dukungan dari suami, yang setuju untuk menjaga anak mereka di rumah, Firoonza pergi ke rumah sakit anak terdekat, Ataturk Children's Hospital -- di mana ada 100 perempuan dan anak-anak dievakuasi.

Meski rumah sakitnya berjarak 2 kilometer dari rumah, perjalanan itu juga memiliki risiko yang tinggi di tengah kota yang telah memiliki trauma dan ketakutan dari serangan brutal itu. 

"Ketika saya pergi ke rumah sakit itu, saya melihat sekitar 20 bayi," ujar Firoonza. "Beberapa dari mereka juga mengalami luka," lanjutnya. 


Bayi-Bayi Diberi Susu Bubuk

Susu Bubuk (sumber: iStockphoto)

Para petugas medis telah mencoba membantu para bayi dengan susu bubuk, namun beberapa bayi menolaknya. 

"Saya berbicara kepada perawat dan mereka mengatakan agar saya menyusui bayi yang menangis," ujar Firoonza. 

Pada malam pertama, Firoonza dapat memberi air susu ibu kepada empat bayi. "tu memberi efek yang menenangkan bagi saya. Saya sangat senang dapat membantu mereka," ujarnya.

Pada hari berikutnya, dirinya tetap datang untuk menyusui bayi di rumah sakit, di sela-sela merawat sang buah hati. 

Untuk memberi kesadaran mengenai situasi di Afghanistan, Firoonza menuliskan pengalamannya di media sosial kepada para ibu agar mencontoh tindakannya. Dirinya mengatakan bahwa ada beberapa perempuan yang bersedia untuk membantu. 

Firoonza juga mencari bantuan dari teman-temannya untuk mengumpulkan dana, untuk membeli popok dan susu formula untuk bayi yang tak mau minum air susu ibu. 

Afghanistan telah dilanda berbagai konflik di empat dekade terakhir. Namun serangan di rumah sakit dengan adegan pembantaian para ibu dan bayi sangat mengejutkan dunia. 

Sementara banyak bayi yang baru lahir telah diperbolehkan pulang, Firoonza masih tertekan dari dampak kekerasan yang sepertinya tidak bisa berakhir di kotanya. 

"Bukannya dirawat oleh ibu mereka sendiri, bayi-bayi ini berada di rumah sakit diberi susu oleh orang yang tidak dikenal," ujarnya miris. 

 

Reporter: Yohana Belinda

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya