Bima Arya Ungkap Warga Bogor yang Gunakan Dana Bansos Beli Baju Lebaran

Ia mengaku tidak habis pikir ada penerima bansos yang masih memikirkan untuk membeli baju Lebaran di saat Indonesia dilanda wabah corona.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 20 Mei 2020, 04:22 WIB
Suasana di Pasar Anyar, Kota Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Pemerintah Kota Bogor melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Anyar, Kota Bogor, Minggu (17/5/2020). Sidak dipimpin langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Sidak dilakukan ke sejumlah toko pakaian dan ia menemukan ibu-ibu yang sedang memilah-milah pakaian yang disinyalir untuk kebutuhan Lebaran.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mengambil sampel dengan memeriksa Nomor Induk Kependudukan (NIK) terhadap pengunjung yang sedang berbelanja di sana dengan aplikasi database Sistem Kolaborasi dan Solidaritas untuk Rakyat (Salur).

"Saya perintahkan tolong ambil yang kantong plastiknya belanja lebaran. Begitu dapat, kita cek NIK-nya, KTP-nya Pak Mentri," ujar Bima Arya di hadapan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dalam Rangka Pengarahan dan Diskusi Penanganan Covid 19 di Gedung Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Selasa (19/5/2020).

Setelah dicek melalui aplikasi Salur, Bima mengungkap, dari 10 orang, enam di antaranya terdata sebagai penerima dana bantuan sosial (bansos) pandemi Virus Corona (Covid-19). Ia kemudian mencurigai jika bansos bagi terdampak Covid-19, uangnya dibelanjakan untuk membeli baju Lebaran.

"Jadi kita masukkan NIK-nya waktu di pasar. Kira-kira enam dari 10 ibu-ibu terdaftar penerima bantuan. Bayangin Pak Menteri," ucap Bima.

Ia mengaku tidak habis pikir ada penerima bansos yang masih memikirkan untuk membeli baju Lebaran di saat Indonesia dilanda wabah corona.

"Kita dengan dewan luar biasa, ngotak-ngatik anggaran supaya dialokasikan. Kami dapet Rp 144 miliar yang kita bagi tiga. Untuk kesehatan, jaringan pengaman sosial dan pemberdayaan. Bantuan non-tunai saja Rp 46 miliar untuk 23 ribu KK. Kita susah payah, eh dibelikan daster emak-emak," terangnya.

Bima menduga fenomena ini terjadi karena dua kemungkinan. Pertama penyaluran tidak tepat sasaran atau penerima bansos tidak bijak menggunakan uang.

"Yang mampu ternyata yang dapat dan ada penerima tapi dibelikan dengan cara tidak bijak. Makanya saya minta kemarin beberapa ditahan dulu belanja setelah Lebaran baru. Karena ini luar biasa," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kios Masih Buka

Selain menemukan ibu-ibu sedang memilah-milah pakaian Lebaran, dalam sidak di Pasar Anyar, Bima Arya juga menemukan banyak kios pakaian masih buka.

Ia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk segera mengambil tindakan dengan menutup kios-kios yang tidak dikecualikan dalam aturan PSBB.

Hingga Selasa siang, petugas Satpol terus melakukan penertiban lapak PKL di pinggir jalan kawasan Pasar Anyar. Lapak-lapak tersebut berjualan pakaian, sepatu sandal, arloji di pinggir jalan.

"Mereka itu (pedagang PKL) di organize oleh oknum tertentu. Bayarnya Rp 5 juta-Rp 10 juta. Bikin macet, bikin kumuh," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya