Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya menyampaikan kabar duka pada Selasa 19 Mei 2020. Seorang dokter di Surabaya, dr Boedhi Harsono tutup usia pada Senin, 18 Mei 2020.
Demikian seperti dikutip dari instagram Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya @idisurabaya. "Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya sejawat kami dr Boedhi Harsono, Senin, 18 Mei 2020 jam 22.06 di Surabaya,” seperti dikutip dari unggahan instagram IDI Surabaya.
Advertisement
Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Sekjen PB IDI Adib Khumaidi pun menyampaikan pesan serupa yang ada di instagram IDI Surabaya. Ia belum dapat menjelaskan lebih detail mengenai penyebab meninggalnya dr Boedhi Harsono.
Selain itu, Dinas Kesehatan Surabaya lewat akun instagramnya juga menyampaikan kabar duka. Seorang perawat di RSUD Dr Moh.Soewandhie, Suhartatik, Amd. Kep meninggal dunia.
"Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya Suhartatik Amd.Kep, perawat RSUD Dr. Moh.Soewandhie,” demikian tertulis dalam unggahan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pada Rabu, (20/5/2020).
Saksikan Video di Bawah Ini
IDI: 80 Tenaga Medis Terpapar COVID-19 dan 24 Meninggal
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan hingga saat ini tenaga medis yang meninggal akibat Corona Covid-19 adalah 24 orang. Sementara, yang terpapar virus tersebut yaitu 80 petugas kesehatan.
"Terakhir yang meninggal yang 24 orang. Terpapar infeksi di Jakarta saja melebih 80 petugas kesehatan, yang diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta," kata Daeng dalam diskusi dalam siaran telekonference di Jakarta, Sabtu, 18 April 2020.
Daeng juga menjelaskan tidak hanya tenaga medis konsulen dan para dokter yang sedang mengikuti program spesialis pun terpapar. Menurutnya, hampir 50 persen dokter terpapar Corona Covid-19.
"Jadi kolegium menyatakan 50 persen kawan-kawan dari konsulen dan PPDS itu sebenarnya sudah terpapar juga. Berita terakhir ada 46 orang dokter, berasal dari dokter PDDS," jelas Daeng.
Walaupun kata dia, pihaknya tidak mendapatkan data tenaga medis yang meninggal ataupun terpapar, pihaknya saat ini sudah membentuk tim audit. Hal tersebut bertujuan untuk menelusuri dan mendapatkan data yang akurat.
Daeng juga menjelaskan, para tenaga medis terpapar akibat Covid-19 lantaran keterbatasan alat pelindung diri (APD). Bukan hanya itu, tenaga medis juga sering menggunakan APD tetapi tidak sesuai dengan standar. Dia mencontohkan seperti dokter THT di Makassar yang menggunakan APD tetapi tidak sesuai standar.
"APD banyak sekali kekurangan sehingga banyak modifikasi, dari modifikasi tersebut tidak bisa mencegah tertular. Kawan-kawan makasar tidak menggunakan apd tidak standar," ungkap Daeng.
Advertisement