WNI Keluhkan Kondisi Karantina di Wisma Atlet, Ini Penjelasan Komando Tugas Gabungan Terpadu

Kogasgabpad RS Darurat Wisma Atlet memberikan menanggapi keluhan soal Tower 9 atau Blok C2 yang digunakan untuk karantina WNI dari luar negeri

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Mei 2020, 11:00 WIB
Foto dari atas memperlihatkan Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/3/2020). Pemerintah akan mengubah fungsi Wisma Atlet Asian Games sebagai rumah sakit darurat khusus penanganan virus corona (Covid-19) sehingga bisa dipakai pada Senin (23/3/2020). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Pihak Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta mengeluarkan pernyataan resmi usai mendapatkan keluhan soal kondisi penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri untuk karantina di tempat tersebut.

Keluhan berasal dari Kunaifi, kandidat doktor yang terpaksa pulang ke Indonesia karena pandemi COVID-19 bersama istri dan dua anaknya karena visa dan beasiswanya yang hampir habis di Universitas Twente, Belanda.

Dalam tulisannya, Kunaifi menyampaikan bahwa kondisi Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran pada Sabtu pekan lalu tidak melaksanakan jaga jarak, adanya antrean untuk mengambil makan karena porsinya yang sedikit, antrean di lift, serta kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.

Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh mengatakan bahwa kondisi awal Tower 9 atau Blok C2 Wisma Atlet Pademangan ketika Kunaifi dan keluarganya masuk adalah baru dibuka.

"Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 Wisma Atlet ini adalah wisma karantina repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet," kata M. Saleh dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (20/5/2020).

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Kondisi Awal yang Belum Siap Maksimal

Wisma Atlet Kemayoran disulap menjadi RS Darurat Penanganan COVID-19. (Dok Kementerian PUPR)

Dia mengakui bahwa kondisi awal saat baru dibuka memang belum siap secara maksimal. Gedung, fasilitas, petugas dari TNI, Kantor Kesehatan Pelabuhan, serta instansi terkait masih sangat terbatas.

Tower 9 baru disiapkan dua hari sebelumnya yaitu pada 14 Mei atas hasil keputusan Presiden pada Ratas Repatriasi WNI.

"Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang," jelas M. Saleh.

Ditambahkannya, belum sampai seminggu beroperasi, sudah ada 2.158 warga yang masuk dan menjalani karantina bagi bangunan untuk para WNI repatriasi ini.

Namun, M. Saleh mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memperbaiki kondisi. Dia menjelaskan bahwa saat ini fasilitas sudah dipenuhi secara bertahap sehingga menunjuang perbaikan sistem dan manajemen.

"Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik," kata M. Saleh.

Dia juga mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan masukan. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat untuk menyempurnakan apa yang telah dilakukan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya