Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Rabu (20/5/2020), ada penambahan kasus meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona Covid-19 sebanyak 21 orang.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. Menurutnya, total akumulatif pasien meninggal dunia karena Corona sampai saat ini ada 1.242 orang.
Advertisement
"Dengan demikian jumlah akumulatif pasien yang meninggal sebagai 1.242 orang," ujar Yurianto melalui konferensi pers daring di Graha BNPB Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Sedangkan jumlah pasien sembuh dan negatif Corona Covid-19 pada hari ini bertambah 108 orang. Sehingga total akumulatifnya ada 4.575 orang.
Sementara itu, penambahan kasus positif Corona Covid-19 sebanyak 693 orang pada hari ini. Total akumulatifnya ada 19,189 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19.
Data update pasien Corona Covid-19 ini tercatat sejak Selasa, 19 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ribuan Sekolah Ditutup
Sebelumnya, pandemi Covid-19 di Indonesia telah melumpuhkan aktivitas belajar-mengajar di instansi pendidikan. Setidaknya ada 1,3 miliar sekolah di dunia tutup akibat virus asal Wuhan ini.
"Terjadinya musibah Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan secara keseluruhan," kata Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suhadi dalam Dialog Publik YLKI secara virtual, Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Di Indonesia, ada 646,2 sekolah ditutup dari jenjang pendidikan PAUD sampai perguruan tinggi. Akibatnya, 68,8 juta siswa belajar di rumah dan 4,2 juta guru dan dosen mengajar dari rumah.
Hasil survei yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada April 2020 menunjukkan 97,6 persen sekolah telah melaksanakan kegiatan belajar dari rumah.
Hanya menyisakan 2,4 persen sekolah yang masih tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar di instansi pendidikan.
Dari 2,4 persen tersebut, sebanyak 30,8 persen sekolah tetap melakukan aktivitas belajar-mengajar di sekolah karena belum adanya jaringan internet atau perangkat pendukung pelaksanaan belajar dari rumah. Kondisi ini biasa terjadi di daerah dengan kualitas jaringan internet yang buruk meski berada di pinggiran kota.
"Daerah pedalaman untuk daerah jaringan internet tidak bagus misalnya sinyalnya naik turun jadi putus-putus," kata Suhadi.
Advertisement