Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan para pengendara yang melalui 33 chek point saat Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah. Hal tersebut guna mencegah masyarakat yang akan melakukan mudik lokal.
Dia juga mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan kepada masyarakat yang teridentifikasi melakukan mudik lokal dari pakaian yang dikenakan.
Advertisement
"Itu sangat jelas yang bersangkutan masih menggunakan gamis, berarti itu tidak akan melakukan kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Atau yang bersangkutan pakai baju koko, atau masih sarungan. Nah itu yang kami akan coba identifikasi," kata Syafrin di Balai Kota DKI pada Rabu (20/5/2020).
Dia menyatakan bila ditemukan melanggar aturan pengendara tersebut akan dikenakan sanksi terkait pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sanksi yang diberikan sangat beragam mulai dari denda dari Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta hingga kendaraan di derek oleh petugas.
Selanjutnya kata Syafrin, bila tidak dapat membayarkan sanksi denda pelanggar harus melakukan kerja sosial dengan membersihkan fasilitas umum.
"Harapannya adalah bahwa selama masa PSBB agar masyarakat itu taat dulu dengan aturannya. Kita tidak mau terus menerus dalam situasi PSBB," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PSBB hingga 4 Juni
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menetapkan perpanjangan untuk pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga 4 Juni 2020.
Dia mengimbau agar masyarakat untuk lebih disiplin dalam melaksanakan PSBB yang ketiga kalinya. Sebab saat ini reproductions number atau angka penularan virus korona di Jakarta telah turun dari 4 menjadi 1,1.
"Insya Allah kalau dalam dua pekan ini kita pantau angka ini bisa di bawah 1, maka ini akan jadi yang terakhir," kata Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (19/5/2020).
Karena hal dia mengharapkan masyarakat untuk terus disiplin berdasarkan protokol kesehatan. Selain itu Anies juga mengingatkan masyarakat untuk terus menghindari kerumunan dan untuk memilih tetap berada di rumah.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyatakan dengan disiplin masyarakat Jakarta dapat kembali berkegiatan.
"Maka nanti Jakarta bisa kembali berkegiatan, tentu normalnya baru. Orang biasa mengistilahkan new normal. Bukan kembali seperti yang kemarin, tapi normal yang baru," ucapnya.
Advertisement