Liputan6.com, Jakarta - Situs Rusia Today menyoroti perihal kemungkinan bakal munculnya 400 ribu kehamilan yang tak direncanakan di Indonesia, akibat orang-orang di rumah saja lantaran penerapan PSBB selama pandemi COVID-19.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo tak menapik soal itu. Hanya saja, kata Hasto, angka 400 ribu tersebut bukan data melainkan estimasi.
Advertisement
"Kalau seandainya kontrasepsi menurun 10 persen saja, itu risiko hamil bisa 400 ribu," kata Hasto saat dihubungi Healh Liputan6.com pada Kamis, 21 Mei 2020.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Jika Penggunaan Alat Kontrasepsi Menurun
Hasto, mengatakan, apabila penggunaan tujuh alat kontrasepsi di antaranya IUD, implan, kondom, spiral laki-laki, spiral perempuan, dan susuk di beberapa daerah selama tiga bulan terakhir---Maret, April, dan Mei---turun 10 persen, hal tersebut bisa saja terjadi.
"Jadi, kalau orang yang putus-pakai kontrasepsi lagi capai 2,5 sampai tiga juta, maka yang hamil 15 persennya. Itu berarti sekitar 400 ribu," katanya.
"Itu kan estimasi berdasarkan basic data," Hasto menambahkan.
Advertisement
Perlu Ditunjang Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Untuk lebih pastinya, lanjut Hasto, perlu ditunjang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang melakukan pendataan di puskesmas apakah ada kehamilan baru yang bertambah.
Menurut Hasto, perlu dukungan data konkret orang hamil.
"Kalau saat kan melihat dari sisi kontrasepsinya. Kalau kontrasepsi ini turun, otomatis dia hamil kalau dia berhubungan seks suami-istri," katanya.
Pemberitaan Media Asing Jadi Kabar Buruk atau Baik?
Saat disinggung apakah pemberitaan media asing itu menjadi kabar baik atau buruk, Hasto, menjawab,"Begini, ini kan untuk mengantisipasi dalam artian mewaspadai. Kalau sekarang kontrasepsi ada yang menurun sedikit, ya kita harus waspada."
Hasto, melanjutkan, waspada jangan sampai ada tambahan hamil sebanyak 400 ribu. "Saya sih tidak risau, dalam arti kita memang harus mengantisipasi," katanya.
Justru yang repot, lanjut Hasto, ketika kita tak sadar dan tak segera bertindak, kehamilan itu bisa saja naik. Oleh sebab itu, penting untuk segera bertindak.
"Semua harus kita perhitungkan. Ketika kemarin ada isu baby boom, kita harus hitung, jangan asal 'Ini nanti baby boom, baby boom'. Kalau memang baby boom, itu penambahannya seberapa dan yang tidak KB berapa, begitu, jangan cuma diisukan baby boom," katanya.
Advertisement
Kehamilan Dalam Setahun
Menurut Hasto, berdasarkan data dalam setahun terjadi kehamilan sekitar 4,8 sampai lima juta. Kalau ketambahan 400 ribu, kira-kira terjadi penambahan delapan persen dari angka per tahun tersebut.
"Ketika tambahan delapan persen, baik pemerintah maupun keluarga akan terbebani," katanya.
Oleh sebab itu, Hasto mengatakan bahwa BKKBN harus segera bekerja demi mengantisipasi keadaan yang tak diinginkan.
"Dengan new normal itu kita harus menciptakan sistem agar tidak terjadi penurunan (pemakaian alat kontrasepsi) yang berlanjut-lanjut dan berlarut-larut," katanya.