Liputan6.com, Jakarta - Jangan hamil dulu selama pandemi COVID-19 masih terjadi di Indonesia. Tunda merencanakan kehamilan sampai Indonesia benar-benar dinyatakan bebas dari Virus Corona.
Begitu pesan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo Sp.OG(K) saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 21 Mei 2020.
Advertisement
"Selama pandemi COVID-19, jangan ada kehamilan yang tak direncanakan, tidak ada kepentingannya, apalagi hamil yang terjadi karena tidak disengaja," ujarnya.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Wabah Corona Adalah Hal Baru
Menurut Hasto, wabah Corona adalah hal baru bagi semua pihak. Tak hanya orang awam, ini pun 'barang baru' bagi para dokter.
Andai saat hamil muda tahu-tahu tubuh mengalami demam yang ternyata indikasi dari COVID-19, dan harus menjalani isolasi, mau tidak mau wanita yang sedang hamil itu mengonsumsi obat-obatan lain selain vitamin untuk janin.
"Sementara itu kita belum tahu bagaimana pengaruhnya terhadap pembentukan organ janin di kandungan, itu jelas berbahaya. Sebab, ini adalah hal baru sehingga banyak dokter beleum meneliti apa pengaruhnya bagi kehamilan," katanya.
Advertisement
Suami yang Mendadak Tidak Berpenghasilan
Hal terburuk lainnya, saat suami mendadak tidak punya penghasilan dan hanya mengharapkan sembako pemberian dari orang. Pada akhirnya, ibu dan janin tidak mendapat asupan vitamin dan gizi yang baik, sehingga kekurangan vitamin yang mengakibatkan pertumbuhan janin tak optimal.
"Bisa kekurangan semua vitamin yang bayi butuhkan kalau kita makannya enggak jelas," katanya.
Hamil muda, lanjut Hasto, rawan sekali muntah-muntah yang mengakibatkan tubuh mereka drop. Kondisi seperti ini, harus cepat-cepat ditangani oleh dokter.
Akan tetapi karena akses ke rumah sakit yang terbatas lantaran pandemi COVID-19, jelas itu sangat membahayakan.
"Tunda dulu kehamilan. Nanti setelah tidak kritis dan pandemi berlalu, bisa merencakan kehamilan yang lebih sehat. Kita tentunya ingin memiliki anak yang sehat dan cerdas, bukan?," ujarnya.
Pengguna Alat Kontrasepsi
Sedangkan bagi wanita yang saat ini menggunakan alat kontrasepsi, diharapkan tidak putus-pakai selama pandemi COVID-19 terjadi. Putus-pakai ini ditakutkan malah menyebabkan kehamilan yang tak direncakan.
Oleh sebab itu, Hasto menyarankan beberapa hal supaya wanita yang sudah menikah dapat menunda kehamilan.
Pengguna susuk misalnya. Di saat kayak sekarang, memasak susuk di klinik tidak semudah saat hari-hari kemarin sebelum pandemi. Sebab, petugas medis harus memakai APD lengkap, yang membuat proses pemasangan susuk menjadi ribet.
Meskipun memang petugas di pelayanan KB diberikan alat pelindung diri (APD) dari BKKBN, tapi tetap saja proses pemasangannya tidak segampang biasanya.
Advertisement
Jangan Putus KB
Hasto, mengimbau, misal susuk habis waktunya, jangan putus KB. Mungkin bisa beralih ke kondom atau pil untuk sementar waktu.
Pun dengan pengguna IUD. Saat kedaluwarsa, Hasto mengimbau untuk jangan diam saja.
"Kalau belum lepas IUD, suntik dululah maksud saya. Karena bagaimana juga ada risiko kontak seksual yang besar," katanya.
Untuk pengguna pil KB, BKKBN sendiri, kata Hasto, melakukan door to door. Kader ditugaskan mengantarkan pil KB ke penggunanya.