Kemenag Diminta Tunda Pengiriman Jemaah Haji 2020 

Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj mengatakan, belum adanya keputusan penyelenggaraan haji 2020 membuat persiapan kebutuhan dan keperluan terhambat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Mei 2020, 12:41 WIB
Petugas Haji Indonesia 2019 membantu jemaah di jalur fast track Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah. Foto: Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj mengatakan, belum adanya keputusan penyelenggaraan haji 2020 membuat persiapan kebutuhan dan keperluan terhambat. Padahal biasanya, setelah lebaran, tinggal finalisasi persiapan-persiapan teknis.

"Bila haji tetap dilaksanakan dikhawatirkan Kemenag tidak memiliki waktu cukup, sehingga persiapan tidak matang karena buru-buru. Ini bisa berakibat fatal karena layanan tidak optimal. Dengan situasi tersebut sulit mewujudkan kegiatan haji yang ideal," kata Mustolih, Jumat (22/5/2020).

Karenanya, dia mendorong Kementerian Agama segera mengambil kebijakan tegas dengan menunda pengiriman misi haji 2020, karena pandemi Covid-19 yang masih menjadi gejala global dan belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir.

Dia menuturkan, sangat sulit menerapkan strategi social dinstancing maupun physical distancing pada saat haji, seperti thawaf, wukuf, sa’i, lempar jumrah.

"Untuk saat ini, masih sangat beresiko memberangkatkan jemaah saat ini," tukasnya.

Dia menyadari, keputusan penundaan haji 2020 tentu saja akan membuat sejumlah pihak tertentu akan merasa kecewa dan tidak senang, baik bagi jemaah yang sudah sangat lama menanti beribadah di tanah suci menyempurnakan rukun Islam, maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi atas penyelenggaraan ibadah ini.

"Tetapi penundaan pemberangkatan haji adalah jalan terbaik saat ini, menyelamatkan ribuan jiwa rakyat harus ditempatkan di atas kepentingan manapun," pungkasnya.


Mundur

Sebelumnya, Deadline atau tenggat waktu terkait kepastian haji 2020 ini mundur dari semula 20 Mei.

Hal itu diputuskan usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah berkomunikasi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud.

"Saya lapor pada Bapak Presiden, Bapak Presiden mengatakan habis komunikasi dengan Raja Salman. Sehingga beliau menyarankan bagaimana kalau mundur dulu sampai awal Juni siapa tahu ada perkembangan," kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (19/5/2020).

Menurut dia, hingga kini masih belum ada kepastian dari Arab Saudi soal keberangkatan ibadah haji 2020. Fachrul berharap Arab Saudi segera memberikan kepastian  haji di masa pandemi corona.

"Kami setuju, kami akan taat dengan itu. Jadi kalau tadinya deadline 20 Mei, maka kami sampai dengan awal Juni mungkin 1 Juni atau nanti kami lihat kalender," tuturnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya