Liputan6.com, Jakarta - Pihak Oposisi Konservatif Selandia Baru mengubah pandangannya pada PM Jacinda Ardern, untuk terus memberi dukungan yang dianggap berhasil mengatasi penyebaran Virus Corona COVID-19.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (22/5/2020), Anggota parlemen Partai Nasional Simon Bridges memilih untuk meniadakan jajak pendapat pada pemilihan umum pada 19 September.
Penggantinya adalah mantan eksekutif agribisnis Todd Muller, yang menghadapi tugas besar untuk membuat Nationals kompetitif sebelum negara Kiwi itu memberikan suara mereka dalam waktu kurang dari empat bulan.
Baca Juga
Advertisement
Muller (51) mengatakan, fokusnya adalah membantu ekonomi Selandia Baru pulih dari kerusakan yang disebabkan oleh pandemi Virus Corona jenis baru.
"Warga Selandia Baru membutuhkan pemerintah nasional dengan pengalaman dan keterampilan manajemen untuk membawa negara kita melalui krisis terburuk sejak akhir Perang Dunia Kedua," katanya dalam sebuah pernyataan.
Bridges, seorang mantan jaksa penuntut polisi, menerima tuduhan tak menyenangkan dalam beberapa pekan terakhir setelah menyerang pemerintahan Ardern dalam merespon penyebaran Virus Corona COVID-19.
Muller, yang memulai karir politiknya di Selandia Baru sebagai staf mantan perdana menteri Jim Bolger, dipandang sebagai pemimpin yang lebih sentris dan pragmatis daripada Bridges.
Nikki Kaye, yang terpilih sebagai wakil pemimpin partai hari Jumat, berasal dari sayap liberal Partai Nasional.
Sebuah jajak pendapat One News-Colmar Brunton yang dirilis Kamis malam menempatkan dukungan untuk Partai Buruh Ardern naik 18 poin pada 59 persen -- sebuah rekor untuk kelompok kiri tengah.
Peringkat Ardern sebagai perdana menteri yang disukai adalah 63 persen, naik 21 poin ke angka tertinggi yang dicatat oleh setiap anggota parlemen dalam 25 tahun sejarah survei.
Selandia Baru Tak Akan Batalkan Pemilu
Komisi Pemilihan Umum Selandia Baru meluncurkan langkah-langkah keselamatan pada Selasa, 12 Mei yang dirancang untuk memungkinkan pemilihan nasional berjalan sesuai rencana pada September, meskipun ancaman Corona COVID-19 masih ada.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan tanggal pemilihan yaitu 19 September pada Januari lalu, sebelum skala global penularan terlihat, dan telah berulang kali mengatakan dia tidak berencana untuk memindahkannya.
Rencananya, Selandia Baru akan mengakhiri tujuh minggu masa lockdown dalam beberapa hari mendatang.
Komisi Pemilihan Umum mengatakan telah mengadakan diskusi dengan otoritas kesehatan tentang bagaimana cara memberi suara dengan aman.
"Pemilihan tahun ini akan berbeda karena Corona COVID-19, serangkaian tindakan akan dilakukan untuk membantu menjaga orang tetap aman," katanya.
Kepala Petugas Pemilihan Umum Selandia Baru Alicia Wright mengatakan, ini termasuk manajemen antrian, jarak fisik, pembersih tangan di samping kotak suara dan alat pelindung bagi orang-orang yang melakukan pemungutan suara.
Pedoman tersebut tidak mencakup kegiatan pemilihan lainnya seperti peluncuran kampanye, demonstrasi partai, dan kampanye dari pintu ke pintu, yang semuanya kemungkinan besar akan terpengaruh secara signifikan.
Advertisement