Liputan6.com, Medan Sebagai bentuk peduli terhadap sesama, banyak pihak tergerak memberikan bantuan terhadap masyarakat terdampak virus Corona COVID-19. Hal ini juga dilakukan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung.
Ahmad Doli yang saat ini sebagai Ketua Komisi II DPR RI mengatakan, pandemi COVID-19 menciptakan kebiasaan baru dalam kehidupan manusia. Masker yang biasanya hanya dikenakan tenaga medis atau yang bekerja di tempat khusus, saat ini menjadi bagian dari kebutuhan.
"Kebutuhan masker telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, seperti kebutuhan manusia akan pakaian," kata Doli, Jumat (22/5/2020).
Baca Juga
Advertisement
Sebagai upaya membantu masyarakat di tenah pandemi COVID-19, Doli membagikan sebanyak 20.000 masker di 10 kabupaten/kota di Sumut. Pembagian masker telah dimulai sejak 14 Mei 2020.
Tidak hanya masker, Legislator (Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut III itu juga membagikan sebanyak 20 ton beras kepada masyarakat terdampak COVID-19 di 10 kabupaten/kota di Sumut sejak 14 Maret 2020.
Pembagian dilakukan seperti di Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Tanah Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kota Siantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan dan Kota Tanjungbalai.
"Ini bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang sedang berjuang menghadapi ancaman pandemi COVID-19," terang Doli, yang juga Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Golkar Sumut itu.
Saksikan juga video pilihan berikut:
Ciptakan Kebiasaan Baru
Disebutkan Doli, aksi sosial tersebut juga merupakan upaya nyata hadir langsung di tengah masyarakat dalam situasi sulit. Menurutnya, pandemi COVID-19 telah menciptakan kebiasaan baru dalam kehidupan manusia.
"Pembagian masker ini juga merupakan sebuah bukti proses adaptasi yang harus dilakukan semua orang," sebutnya.
Dikatakan Doli, dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini, koordinasi antara pusat dan daerah harus semakin ditingkatkan, mengingat kebijakan yang dibuat pemerintah pusat harus memperhatikan dan berangkat dari kondisi nyata masyarakat.
"Hingga saat ini belum ada satu pun otoritas yang mampu memprediksi secara pasti kapan pandemi. Dengan gotong-royong, kita harus hadapi bersama dan saling bantu," Doli menandaskan.
Advertisement