22 Mei Hari Keanekaragaman Hayati Dunia, Ayo Kita Jaga Alam

Ikan menyediakan 20 persen protein hewani bagi sekitar 3 miliar orang, dari lebih 80 persen makanan manusia disediakan oleh tanaman. Bila alam kita terancam, maka kehidupan yang lain pun juga terancam. Selamat Hari keanekaragaman hayati.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2020, 18:00 WIB
Pengunjung melihat-lihat tanaman yang dijual pada pameran Keanekaragaman Hayati Nusantara Expo di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (30/11/2019). Pameran dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2019 ini berlangsung hingga 8 Desember mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PBB menetapkan tanggal 22 Mei sebagai International Day for Biological Diversity atau Hari Keanekaragaman Hayati Dunia. Peringatan yang digagas untuk meningkatkan pemahanan dan kewaspadaan terhadap keanekaragaman hayati dunia.

Awalnya hari internasional ini ditetapkan oleh Second Committee of the UN General Assembly di rapat Majelis Umum pada akhir tahun 1993, seperti yang dikutip dari CBD pada Jumat (22/05/2020).

Pada mulanya hari internasional ini akan diselenggarakan pada 29 Desember sayangnya jadwal di bulan Desember ini cukup padat. Sehingga tidak memungkinkan.

Lalu pada tahun 2000, PBB setuju menetapkan 22 Mei sebagai hari internasional untuk merayakan keanekaragaman hayati.

Pemilihan tanggal 22 Mei ini diadopsi berdasarkan Konferensi yang diadakan oleh Nairobi Final Act yang Disetujui dari Konvensi tentang Penyelam Biologis pada tahun 22 Mei 1992. 

Selain itu, dikutip dari UN pada Jumat (22/5/2020), keanekaragaman hayati adalah pillar dari kehidupan makhluk-maklhuk di Bumi. Ikan menyediakan 20 persen protein hewani bagi sekitar 3 miliar orang, dari lebih 80 persen makanan manusia disediakan oleh tanaman. Jadi bila alam kita terancam, maka kehidupan yang lain pun juga terancam. 


Tema 2020: Solusi Kami Ada di Alam

ilustrasi bumi. (NASA)

Tema dari hari internasional kali ini adalah "Solusi kami ada di alam", terlepas dari semua teknologi yang ada, manusia tetap bergantung pada alam.

Kehidupan kita sepenuhnya bergantung pada ekosistem sehat seperti air, makanan, obat-obatan, pakaian, bahan bakar, tempat berlindung dan energi. Tema tahun ini menekankan pada solidaritas antar manusia untuk menjaga ekosistem alam kita untuk masa depan yang tetap cerah. 

Selain itu tahun ini juga menjadi refleksi bagi manusia dan memberikan solusi yang lebih baik kepada alam. Diharapkan masing-masing orang akan membuat suatu "Build Back Better" setelah pandemi Corona COVID-19 berakhir, dengan menggunakan waktu ini untuk meningkatkan ketahanan bangsa dan komunitas. Dan juga memberikan sinyal kepada orang-orang sama-sama menjaga menekuk kurva pada hilangnya keanekaragaman hayati untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

 

Reporter: Yohana Belinda

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya